Demi Harga Listrik Murah, Bos PLN Minta Insentif Energi Primer

Tahun 2017 ini, PLN mampu mengaliri listrik ke 191 desa yang tersebar di wilayah Papua dan Papua Barat.

oleh Vina A Muliana diperbarui 21 Des 2017, 14:00 WIB
Direktur Utama PT PLN (Persero), Sofyan Basir usai mendatangi KPK, Jakarta, Senin (30/5/2016). Kedatangan Sofyan meminta pengawasan KPK terkait proyek listrik 35.000 MW. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Nabire PT PLN (Persero) terus berupaya memberikan pelayanan terbaik dengan menyediakan suplai listrik memadai di seluruh pelosok Indonesia, khususnya di Papua dan Papua Barat.

Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, tahun 2017 ini PLN mampu mengaliri listrik ke 191 desa yang tersebar di wilayah Papua dan Papua Barat. Ini merupakan jumlah tertinggi yang mampu dicapai PLN dalam beberapa tahun terakhir.

Meski demikian, perusahaan milik negara ini masih menemukan tantangan dalam pelaksanaannya.

Saat memberikan sambutan dalam acara peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nabire dan Jayapura, Sofyan mengatakan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk menerangi satu rumah di Papua tidaklah kecil.

"Saat ini terdapat 1.040 pelanggan baru yang tersambung, yang membutuhkan dana kurang lebih kurang Rp 150 juta rupiah untuk melistriki 1 rumah," kata Sofyan dalam sambutannya di Nabire, seperti ditulis Kamis (21/12/2017).

"Sebagian juga tidak sanggup membayar biaya penyambungan, dan biaya penyambungan sebagian besar kami berikan bantuan melalui CSR. Sebagian lagi kami carikan solusi dengan berbagai pihak dari BUMN," lanjutnya lagi.

Oleh sebab itu, agar bisa melakukan penyambungan listrik ke desa-desa tersebut, pihaknya meminta insentif terkait energi primer seperti gas maupun batu bara, agar bisa mempertahankan kegiatan bisnis PLN sekaligus menekan biaya pokok produksi (BPP) listrik hingga membuat harga listrik terjangkau bagi masyarakat.

"Oleh karena itu, bapak Presiden yang kami hormati, kami titipkan agar PLN dapat diberikan insentif terkait energi primer, agar BPP dapat kami tekan dan kami pertahankan untuk menjangkau masyarakat dengan harga listrik yang murah. Semoga dengan listrik di rumah-rumah, warga dapat meningkatkan produktivitas dan ekonomi akan tumbuh," kata dia.

Pembangunan listrik pedesaan merupakan salah satu Program Strategis Pemerintah untuk meningkatkan Rasio Elektrifikasi (RE) dan Rasio Desa Berlistrik. 

Dalam dua tahun terakhir, PLN Wilayah Papua dan Papua Barat telah berhasil meningkatkan Rasio Elektrifikasi Provinsi Papua dari 45,93 persen menjadi 50,11 persen dan Rasio Desa Berlistrik dari 22,02 persen pada tahun 2015 menjadi 29,53 persen pada tahun 2017. 

Sedangkan untuk Provinsi Papua Barat, Rasio Elektrifikasi meningkat dari 82,7 persen menjadi 91,76 persen dan Rasio Desa Berlistrik dari 33,23 persen pada tahun 2015 menjadi 54,47 persen pada tahun 2017.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Jokowi Targetkan Seluruh Desa Papua Sudah Terang di 2018

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan seluruh wilayah desa di Papua dan Papua Barat bisa menikmati keberadaan listrik pada 2018. Hal ini ia sampaikan saat meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nabire dan Jayapura.

Jokowi menuturkan, tingkat elektrifikasi rendah paling banyak ada di Indonesia Timur, yakni Papua. Jumlah desa yang masih belum teraliri listrik mencapai 2000 desa.

"Tadi Pak Menteri sudah menyanggupi tahun depan. Bukan saya, Pak Menteri loh ya, tahun depan menyanggupi, tahun depan di desa di tanah Papua kurang lebih 2000 akan teraliri listrik," kata Jokowi saat ditemui di Nabire, Kamis (21/12/2017).

Jokowi melanjutkan, listrik yang akan didapat desa ini merupakan kerja sama dari PLN dan Kementerian ESDM. Masyarakat yang daerahnya belum teraliri listrik PLN akan diberikan lampu listrik berbahan solar cell atau tenaga surya bantuan dari ESDM.

"Ya, tadi diduetkan PLN dengan cara-cara tadi, memasang tiang menarik transmisinya masuk ke desa. Tapi kalau lewat PLN aja berat dengan medan seperti itu, nanti makanya ESDM masuk dengan solar cell-nya. Nanti kita lihat ya akhir tahun 2018," tutur dia.

Di bawah pemerintahannya, Jokowi memang sedang menggenjot pembangunan, khususnya di daerah Papua. Hal ini dilakukan demi memberikan keadilan yang sama bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Supaya rakyat di Papua malam hari dapat menikmati penerangan, agar listrik dan rakyat di desa dapat berperan. Anak-anak bisa belajar baik karena listrik ada," jelas Jokowi.

Jokowi berharap, adanya PLTMG yang baru diresmikan juga akan dapat memberikan kebutuhan dasar listrik bagi masyarakat papua. Selain itu, PLTMG di Nabire dan Jayapura pun akan mampu meningkatkan iklim investasi di Bumi Cendrawasih

"Kemudian orang mau investasi di Papua atau di mana saja, berani masuk untuk bangun hotel, karena listriknya ada. Kalau tidak ada, orang akan mikir seribu kali, listrik jadi kunci investasi di Papua," ujar dia.

Pembangunan listrik pedesaan merupakan salah satu Program Strategis Pemerintah untuk meningkatkan Rasio Elektrifikasi (RE) dan Rasio Desa Berlistrik.

Dalam dua tahun terakhir PLN Wilayah Papua dan Papua Barat telah berhasil meningkatkan Rasio Elektrifikasi Papua dari 45,93 persen menjadi 50,11 persen dan Rasio Desa Berlistrik dari 22,02 persen pada tahun 2015 menjadi 29,53 persen pada 2017.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya