Liputan6.com, Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkap keberadaan pabrik narkoba cair dalam Diskotek MG Internasional Club, Jalan Tubagus Angke, Jakarta Barat.
Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari menyampaikan, tangkapan kali ini tidak mudah. Petugas mesti bolak balik diskotek dengan menyamar sebagai pengunjung.
Advertisement
Awalnya, petugas mendapatkan adanya sejumlah tangkapan dari pengguna narkoba cair. Setelah ditelusuri, terdeteksi bahwa sebuah diskotek di Jakarta Barat terindikasi kuat terlibat perdagangan barang haram itu.
"Oleh karena itu, tim kita sudah beberapa hari dan beberapa kali di sana. Tapi sangat sulit mendeteksi barang-barang (narkoba) di sana," tutur Arman di Kantor BNN, Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (21/12/2017).
Sebab sulit ditembus, akhirnya keputusan pun dibuat. Penggerebekan skala besar dirancang BNN bekerja sama dengan Polri, berdasarkan dugaan kuat tersebut.
"Kita jadi punya kesempatan memeriksa seluruh ruangan di gedung lantai empat tersebut," jelas dia.
Berjalan Alot
Persiapan operasi pun dimulai Sabtu 16 Desember malam. Persis Minggu 17 Desember 2017 dini hari, petugas bergerak dan menggerebek sekitar pukul 01.30 WIB.
Penggerebekan malam itu cukup alot antara aparat dan pengelola yang berada di lokasi. Dari upaya persuasif hingga tindakan keras pun dilakukan.
Petugas pun masuk dan menemukan sebagian ruangan terkunci dan posisinya tersembunyi. sebab itu, upaya paksa membuka dan memecahkan kaca dilakukan. Bahkan menyusup melalui atap.
"Di lantai dua kita temukan peralatan yang kita indikasikan untuk pembuatan narkoba. Di lantai tiga kita temukan bahan-bahan seperti yang ada di gudang penyimpanan," beber Arman.
Advertisement
Tabung Kimia
Di lantai empat, ada tiga ruangan. Pertama ruang tamu yang dibuat seolah hanya untuk bekerja saja. Lengkap dengan televisi, minuman ringan dan beralkohol. Namun tetap ditemukan sebagian kecil bahan kimia pembuat narkoba.
Ruang tengahnya terdapat peralatan tabung kimia, bahan kimia, dan kompor. Inilah labolatorium pembuatan narkoba cair itu. Dilengkapi AC dan ruang ketiga yakni kamar mandi yang cukup luas.
"Kamar mandi besar tidak digunakan sebagai toilet tapi sebagai tempat membuang limbah ke bawah. Sehingga bau dan aroma tidak sedap dari aktivitas pembuatan narkoba cair ini susah dideteksi," kata Arman.
Dari situ, diamankan 170 orang termasuk pengelola dan pengunjung. Setelah diperiksa urine, 120 orang terindikasi positif menggunakan narkoba cair terdiri dari 80 pria dan 40 wanita.
"Mengapa petugas sulit mendeteksi, karena mereka memang membentuk jaringan pengaman yang cukup rapi. Pertama, lokasi tersebut dikelilingi pagar yang sangat tinggi, bahkan lebih 2 meter. Seluruh bangunan di dalam tertutup. Hanya ada satu jalan keluar masuk," Arman menandaskan.
Saksikan video pilihan di bawah ini: