Liputan6.com, Stanthorpe - Warga tertua di negara bagian Queensland, Australia, yakni Phyllis Lee, mengembuskan napas terakhirnya pada 20 Desember 2017, di wilayah Stanthorpe dalam usia 110 tahun dan 46 hari.
Hal ini begitu penting mengingat usia hanya tiga orang di Australia yang usianya mencapai 100 tahun.
Sepanjang hidupnya, Phyllis mengalami langsung beberapa kejadian yang membentuk sejarah sebuah bangsa: Perang Dunia I dan II, krisis ekonomi parah, penemuan televisi, munculnya alat pendingin kulkas, dan penemuan kloset dalam ruangan yang bisa disiram.
Bagi keluarga besarnya, Phyllis mengingatkan pada kisah beragam dari kehidupan di pedesaan Queensland.
Baca Juga
Advertisement
Cucu Phyllis, Marion Elvery, mengingat keluarga yang menakjubkan itu menghabiskan waktu bersama di rumah keluarga di Stanthorpe, Queensland.
"Berkunjung ke rumah keluarga (di Stanthorpe) saat Natal adalah hal yang penting bagi keluarga besar kami," sebut Elvery seperti dikutip dari ABC Australia Plus, Jumat (22/12/2017).
"Ia benar-benar menjadi pusat di dapur besar ini, membuat makanan dari bahan segar, kacang diambil langsung dari kebun, menghancurkan buah, memasaknya menjadi selai."
"Ia menjadi pusat dari perayaan itu."
Awal Kehidupan sebagai Imigran
Ia terlahir dengan nama Phyllis Naylor pada 3 November 1907 di Doncaster, Inggris.
Ketika ia hampir berusia 2 tahun, keluarganya membawanya dengan kapal Oswestry Grange di Tilbury Docks, menuju kehidupan mereka yang baru di Queensland.
Petualangan 10 pekan membawa mereka ke Terusan Suez, melalui Colombo, Selat Torres, Townsville, dan Rockhampton sebelum tiba di Brisbane pada Agustus 1909.
Keluarga Naylor bepergian keliling negara bagian, dari Brisbane ke Gympie, Mitchell, Mungallala, dan Toowoomba sebelum menetap di kebun buah-buahan bernama Trentholme di Applethorpe.
Ada lapangan tenis terdekat di mana Phyllis mengembangkan minatnya terhadap olahraga yang ia mainkan seumur hidup. Sampai usia 105 tahun, ia masih tetap menantang siapapun yang mengunjunginya untuk bermain ping pong.
Advertisement
Kehidupan di Granite Belt
Pada Januari 1933, Phyllis menikahi Wesley Lee di Stanthorpe. Pasangan ini memulai kehidupan mereka di asrama anak laki-laki, dikelilingi oleh kebun anggur.
Elvery mengenang neneknya sebagai perempuan tangguh, di mana di tubuhnya mengalir darah Yorkshire.
"Ada kilau di matanya, selera humor nakal dan ia menyukai percakapan yang bagus, terutama yang menentukan siapa Anda dan di mana Anda masuk ke keluarga."
Phyllis adalah seorang juru masak yang hebat, dan di musim panas, ia mengajak seluruh keluarga berkumpul di sekitar meja dapur, mengupas dan memotong-motong buah untuk membuat selai.
Rak-rak dapur selalu dipenuhi toples berisi hasil produksi yang dipetik dari kebun Wesley dan diolah di dapur Phyllis.
Pasangan itu juga memiliki tempat percetakan di Stanthorpe, yakni SW Lee and Co, di mana mereka mencetak kartu pos dan buku sekolah pemerintah. Mereka kemudian menyasar kantor berita dan toko buku dan juga mengimpor barang dari China.
Rahasia Umur Panjang
Phyllis mengatakan, hidup bersih dan sehat dengan tidak merokok, tidak minum-minuman beralkohol, dan banyak mengonsumsi teh adalah rahasia bagi umur panjangnya.
Ia pun menjalani hidup aktif. Phyllis masih mendorong kursi rodanya sendiri di sepanjang koridor panti jompo saat berusia 109 tahun.
"Semuanya cepat dengan Phyllis," kata staf di panti jompo Carramar tentang Phyllis dalam sebuah wawancara pada tahun 2016.
Phyllis yang akrab disapa Nenek Lee oleh keluarganya, meninggalkan lebih dari 100 keturunan, yang termuda datang dari Denmark hanya dua jam sebelum ia meninggal.
Sayangnya, mereka tak memiliki cukup waktu untuk bertemu.
Advertisement