Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan merampingkan jumlah anak usaha yang dimiliki perusahaan plat merah. Setelah berhasil menggabungkan anak usaha BUMN yang berbisnis di sektor rumah sakit, kini giliran anak usaha yang berbisnis di sektor logistik.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, upaya penggabungan ini juga sejalan dengan perintah Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu yang mengeluhkan banyaknya anak dan cucu BUMN.
"Melihat yg sudah sering ditekankan oleh Pak Presiden, BUMN ini banyak sekali anak cucunya dan banyak anak cucu ini mempunyai aktifitas yang mirip satu dengan yang lain. Yang paling spesifik yang kelihatan itu logistik," kata Rini kepada wartawan seperti ditulis, Jumat (22/12/2017).
Baca Juga
Advertisement
Disebutkannya, seperti PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), Perum Bulog, PT Kereta Api Indonesia (Persero), masing-masing memiliki anak usaha yang bisnisnya sama di bidang logistik. Hal ini yang dianggap tidak efisien.
Tidak hanya itu, dengan adanya anak usaha BUMN yang sama ini, yang terjadi di lapangan bukan saling bersinergi, melainkan saling bersaing. Padahal mereka menjadi bagian dari tangan panjang pemerintah untuk menggerakkan ekonomi.
"Nah ini akan kita jadikan satu, merger, mereka semua memiliki saham di perusahaan gabungan itu," tegas Rini.
Dia mencontohkan, saat ini yang selesai dilakukan selain sektor rumah sakit, adalah anak usaha BUMN yang berbisnis di sektor jasa pemanduan kapal. Pelindo I - hingga Pelindo IV semua memiliki anak usaha di jasa pemanduan kapal ini.
"Nah Jasa Armada ini jadi perusahaan gabungan mereka. Bahkan setelah kita gabung, sebentar lagi kita go public," tegas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
holding BUMN Rumah Sakit
Sebelumnya, Kementerian BUMN resmi meluncurkan Indonesia Healthcare Corporation (IHC) pada Maret lalu. Holding BUMN Rumah Sakit ini terobosan pemerintah dalam meningkatkan standar pengelolaan rumah sakit yang dimiliki negara.
Ide awal holding ini muncul karena banyak rumah sakit BUMN yang pengelolaannya kurang baik. Saat ini tercatat ada 77 rumah sakit dan klinik yang melayani kebutuhan kesehatan karyawan BUMN dan masyarakat sekitarnya. Sayangnya, antara satu rumah sakit dengan lain, kualitasnya cukup jauh.
"Dengan bersinergi dan dikelola dengan profesional oleh sebuh Holding yang berpengalaman di dalam negeri dan menggandeng serta melakukan transfer of knowledge, untuk melaju dengan cepat menghadapi healthcare trend issues 5 sampai 10 tahun ke depan," ujar Menteri BUMN Rini Soemarno.
Advertisement