Liputan6.com, Jakarta - PT Pelindo II akan membangun kanal sungai Cikarang Bekasi Laut (CBL) pada semester I tahun depan. Kanal sungai digunakan untuk mendistribusikan kontainer dari Tanjung Priok ke Cikarang.
Direktur Utama Pelindo II Elvyn G Masassya berharap, pembangunan dilakukan pada kuartal I 2018.
"Sekarang proses perizinan, berbagai kelengkapan administrasi. Kita harapkan sudah mulai dilakukan pembangunannya semester I 2018, kita harapkan bisa triwulan I," kata dia di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Jumat (22/12/2017).
Baca Juga
Advertisement
Tak hanya itu, pada semester I 2018, perseroan juga akan membangun Pelabuhan Kijing Kalimantan Barat. Keduanya, proyek tersebut rampung 2019.
"Kijing dan CBL (dibangun) semester I, kita upayakan malah triwulan I. Targetnya 2019, semua," sambungnya.
Pelindo II mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 11,4 triliun pada tahun depan. Dana tersebut untuk pembangunan Pelabuhan Kijing Rp 5,6 triliun dan CBL Rp 3,6 triliun. Sisa dana tersebut juga akan digunakan untuk modernisasi peralatan.
Elvyn menambahkan, dana tersebut diperoleh dari dana internal.
"Rp 11,4 triliun tahun 2018. Untuk Kijing dan CBL, untuk peralatan baru yang kita akan beli. Perbaikan dermaga supaya lebih modern di daerah-daerah," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kelola Pelabuhan Batam, Pelindo I dan II Bikin Usaha Patungan
Sebelumnya, anak usaha PT Pelindo I dan PT Pelindo II akan membentuk perusahaan patungan untuk mengelola Pelabuhan Batu Ampar, Batam. Hal itu ditandai dengan penandatanganan kerja sama di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Jumat 22 Desember 2017.
Pembentukan perusahaan patungan ini melalui PT Prima Indonesia Logistik selaku anak usaha PT Pelindo I dan PT IPC Terminal Petikemas selaku anak usaha PT Pelindo II.
Direktur Utama Pelindo II Elvyn G Masassya mengatakan, pembentukan perusahaan patungan ini sebagai upaya untuk mengembangkan pelabuhan di Batam. Dia menargetkan, perusahaan tersebut beroperasi pada kuartal I 2018.
"Kita bikin satu perusahaan patungan yang sahamnya dimiliki Pelindo II dan I. Lalu manajemennya kita tunjuk. Mereka akan mengoperasikan pelabuhan yang akan dikerja samakan," kata dia di BEI Jakarta, Jumat 22 Desember 2017.
Menurut Elvyn, Batam memiliki letak strategis karena berdekatan dengan Singapura. Sehingga, pelabuhan tersebut memiliki daya tarik untuk dikembangkan.
"Karena Batam strategis dekat Singapura, dan kita sudah koordinasi Otorita Batam. Dan kita akan jadikan contoh pelabuhan yang dikelola profesional oleh Pelindo. Tidak untuk menyaingi Singapura, tapi sebagian Indonesia bisa lewat Batam nanti," jelasnya.
Dia menargetkan, pelabuhan tersebut akan menampung peti kemas hingga 500 ribu sampai 1 juta Teus. Saat ini, kapasitas 250 ribu Teus.
Untuk mendongkrak kapasitas tampung tersebut, maka harus ada modernisasi dari sisi sistem mau peralatan. "Kita harapkan setahun dua tahun bisa double dari 300 ribu, jadi 600 ribu Teus," sambungnya.
Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana menuturkan, porsi kepemilikan saham belum ditentukan. Meski begitu, dia menyebut untuk investasi tahap awal yang akan digelontorkan Rp 300 miliar.
"Nilai investasi bertahap, tahap pertama Rp 300 miliar tahun 2018. Total 2 tahun US$ 175 juta. Ke depan yang diinvestasikan sekitar US$ 600 juta," ujar Bambang.
Advertisement