Liputan6.com, Moscow - Teori Bumi datar yang kini semakin banyak 'mencetak' pengikutnya, ternyata menjadi perhatian bagi astronot asal Rusia, Sergey Ryazansky.
Pria yang baru saja kembali dari misi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS, International Space Station) tersebut berpendapat, viralnya teori Bumi datar serta merta tak lepas dari anomali pada sistem pendidikan di barat. Dalam hal ini, ia secara tak langsung menyinggung Amerika Serikat (AS).
Baca Juga
Advertisement
Menurut Ryazansky, baik sistem pendidikan yang ada di Barat dengan Eropa--khususnya Rusia--sangat berbeda.
"Orang jelas tidak akan percaya lah sama Bumi datar. Ini awalnya gara-gara sistem pendidikan di barat. Kemungkinan sistem pendidikan di sana tidak mendalami ilmu fisika seperti kami yang ada di sini," ujar Ryazansky dalam sebuah wawancara dengan Sputniknews, Senin (25/12/2017).
Ia pun sampai heran, mengapa teori Bumi datar bisa menyebar luas bak virus ke seluruh dunia, bahkan sampai ke Rusia. "Saya tidak tahu kenapa orang-orang bisa mempercayai omong kosong ini," tandasnya.
Di mata Ryazanski, teori tersebut bisa jadi hanya sebuah 'provokasi' sains yang tidak sempurna. Lagipula ia menekankan, teori tersebut tidak memiliki landasan ilmu ilmiah yang kuat.
"Ini seperti permainan, kita tunggu saja apa yang akan terjadi selanjutnya. Apakah makin banyak yang percaya atau justru mereka-mereka (penganut teori Bumi datar) berputar kembali ke jalur yang semestinya," tambah Ryazansky.
Konferesi Bumi Datar
Seperti diwartakan sebelumnya, konferensi yang membahas mengenai bumi datar baru saja digelar di North Carolina, Amerika Serikat. Ajang perdana yang diberi nama Flat Earth International Conference (FEIC) ini diadakan pada 9 dan 10 November 2017.
Dilansir Live Science, ajang ini mengundang sejumlah pembicara yang memang telah lama dikenal sebagai pengikut paham bumi datar. Salah satunya adalah Darryle Marble yang berupaya membuktikan bumi itu tidak bundar.
Ada pula Mark Sargent, kreator webseries di YouTube yang berjudul Flat Earth Clues. Ia mempercayai bumi sebenarnya berbentuk kubah besar, seperti yang ditampilkan di film "Truman Show".
Konferensi ini diadakan oleh Kryptoz Media, yang kerap berargumen 'scientism' merupakan agenda yang dibuat untuk menjauhkan manusia dari Tuhan. Pembahasan dalam konferensi ini meliputi, 'NASA dan Kebohongan Luar Angkasa' atau 'Bumi Datar dalam Metode Ilmiah'.
Advertisement
NASA Disalahkan
Untuk informasi, pengikut paham Bumi datar mempercayai planet ini tak berbentuk bulat. Mereka berpendapat NASA dan badan ilmiah lain memalsukan foto dunia dari luar angkasa secara digital dan ada persekongkolan yang menyembunyikan kebenaran Bumi datar.
Hingga saat ini, belum dapat diketahui jumlah orang yang mempercayai bumi datar. Namun Flat Earth Society, organisasi tertua yang menganut paham bumi datar, mengklaim sudah memiliki 555 anggota.
Rencananya, gelaran serupa akan kembali diadakan di Amerika Serikat, tepatnya di 15 hingga 16 November 2018. Penyelenggara memperkirakan akan ada 1.500 pengunjung yang mendatangi konferensi tersebut.
(Jek/Ysl)