Liputan6.com, Sukabumi - Petugas Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) mendapat laporan dugaan hilangnya tiga pendaki. Namun, upaya pencarian terhadap ketiga pendaki Gunung Salak itu dihentikan sementara karena sejumlah kejanggalan.
Sebelumnya, pendaki atas nama Suhendri, warga Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengaku mendaki Gunung Salak bersama dua teman yang identitasnya hingga kini belum diketahui. Laporan disampaikan seorang rekan Suhendri atas nama Lina Herlina, pada Kamis, 21 Desember 2017, sekitar pukul 10.00 WIB.
"Kemarin kami bersama Tim SAR gabungan langsung melakukan kegiatan SAR hingga pukul 17.00 WIB, menyisir area kawah. Namun, tidak menemukan survivor," ucap Ugur Gursala, Kepala Resor Kawah Ratu TNGHS, saat dikonfirmasi Liputan6.com melalui sambungan telepon, Jumat (22/12/2017).
Berdasarkan keterangan pelapor, Suhendri mendaki Gunung Salak melalui jalur Cimelati, Kabupaten Sukabumi, Selasa, 19 Desember 2017. Informasi didapat pelapor melalui pesan singkat dari nomor Suhendri.
Baca Juga
Advertisement
Sehari berselang, Suhendri kembali mengirim pesan singkat ke pelapor bahwa rombongan pendaki terpisah di sekitar Kawah Ratu. Pesan diterima pelapor sekitar pukul 18.00 WIB, Rabu, 20 Desember 2017.
Suhendri kembali mengirim pesan singkat ke pelapor pada Kamis, 21 Desember 2017, sekitar pukul 03.00 WIB. Ia masih berputar-putar di sekitar Kawah Ratu dengan kondisi cuaca berkabut. Tiga pendaki kedinginan, tas pendaki ditinggal di sekitar Kawah Ratu, Gunung Salak, dan kondisi baterai telepon seluler (ponsel) Suhendri tinggal lima persen.
"Usai pencarian, kami melakukan evaluasi, termasuk menghubungi keluarga survivor (Suhendri)," kata Ugur.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ada Kejanggalan, Pencarian Dihentikan Sementara
Informasi yang dihimpun Liputan6.com, Suhendri merupakan panitia trip pendakian Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ada 20 peserta trip Rinjani dari berbagai daerah yang diakomodasi Suhendri. Seharusnya mereka berangkat ke Rinjani pada Jumat ini.
"Memang menurut berita yang kami terima, informasinya seperti itu," ujar Ugur.
Adanya laporan kehilangan pendaki di Kawah Ratu TNGHS juga terbilang janggal. Laporan hilangnya pendaki muncul saat jalur pendakian Gunung Salak ditutup.
"Jalur pendakian dan jalur Kawah Ratu ditutup sejak 5 Desember karena cuaca tidak kondusif," kata Ugur.
Ugur menambahkan, pencarian terpaksa dihentikan sementara karena beberapa alasan. Di antaranya, keluarga Suhendri tidak merespons informasi petugas, serta melapor ke kepolisian walaupun sudah dihubungi petugas TNGHS.
"Pelapor pun belum mau melaporkan secara resmi ke polisi karena masih ragu dan menunggu komunikasi dengan keluarga survivor," sebut Ugur.
Advertisement
Banyak Pendaki di Kawah Ratu
Hal senada disampaikan Koordinator Pos Basarnas Sukabumi, Aulia Sholihanto. Berdasarkan hasil pengecekan Tim SAR gabungan, terdapat banyak pendaki di Kawah Ratu, lokasi Suhendri melaporkan keberadaan terakhirnya.
"Di Kawah Ratu itu banyak pendaki yang nge-camp. Mereka sama sekali tidak melihat ada orang yang minta tolong," kata Aulia.
"Saya dan SAR Khatulistiwa mencoba menghubungi adik, istri, atau mantan istrinya. Mereka tidak tahu kalau si survivor naik ke Salak, dan lebih terkesan masa bodo," Aulia menambahkan.
Aulia menegaskan, kejanggalan-kejanggalan ini membuat upaya pencarian terpaksa dihentikan sementara. Upaya pencarian akan dilakukan jika pelapor membuat laporan resmi ke kepolisian.
"Kalau pelapor membuat laporan kehilangan dari polsek, pasti akan kami bantu cari," Aulia memungkasi.