Huawei Bakal Ekspansi Pasar Smartphone AS pada Januari 2018

Smartphone Huawei akan mulai dijual melalui sejumlah operator seluler di Amerika Serikat (AS) pada tahun depan.

oleh Andina Librianty diperbarui 25 Des 2017, 19:00 WIB
Perbandingan Huawei Mate 10 dan iPhone X (Foto: Softpedia)

Liputan6.com, Jakarta - Smartphone Huawei akan mulai dijual melalui sejumlah operator seluler di Amerika Serikat (AS) pada tahun depan. Rencana ini diumumkan oleh CEO of the Consumer BG Huawei, Richard Yu.

Dilansir ABC News, Senin (25/12/2017), Yu akan mengumumkan rincian rencana Huawei tersebut dalam acara Consumer Electronics Show (CES) di Las Vegas, AS, pada Januari 2018. Langkah pertama akan dimulai dengan penjualan flagship Mate 10, tapi Yu menolak mengungkapkan harga jual dan mitra operator yang dipilih.

Huawei sebenarnya sudah menjual beberapa varian smartphone di berbagai toko elektronik dan online AS, tapi memiliki pangsa pasar yang kecil. Pasalnya, sebagian besar konsumen AS lebih memilih membeli smartphone melalui operator seluler.

Huawei memiliki posisi yang kuat di pasar smartphone global, serta bersaing ketat dengan dua rival terberatnya yaitu Apple dan Samsung. Namun, perusahaan asal Tiongkok itu belum bisa mengalahkan dominasi Apple dan Samsung di Negeri Paman Sam.

"Kami akan menjual ponsel kami di AS melalui berbagai operator pada tahun depan. Saya pikir kami bisa memberikan nilai kepada para operator dan konsumen yaitu produk, inovasi, dan pengalaman pengguna yang lebih baik," ungkap Yu.


Berjuang Meyakinkan Konsumen AS

Bentuk konsep Huawei Mate 10. (Doc: Wovow)

Mate 10 yang diumumkan pada Oktober 2017 memiliki layar lebar, kamera high-end, dan berbagai keunggulan lainnya. Smartphone tersebut dijual dengan harga sekira 15-30 persen lebih murah dibandingkan flagship terbaru Samsung dan Apple.

Yu mengatakan, Mate 10 akan memiliki harga yang kompetitif di AS, tapi Huawei memperkirakan produknya akan bersaing dalam hal performa ketimbang harga.

"Kekuatan kami ada di pasar-pasar berkembang, di mana para konsumen akan membayar untuk performa. Kami bukan perusahaan murah," tambahnya.

Untuk tahun depan, Huawei berencana melakukan strategi yang sama di Jepang yaitu bekerja sama dengan para operator seluler. "Saya pikir tahun depan akan sangat penting untuk Huawei," katanya.

Yu optimistis bisnis smartphone tidak akan terpengaruh oleh kekhawatiran Pemerintah AS terkait ancaman keamanan. Kekhawatiran semacam ini menjadi penyebab AS membatalkan pesanan peralatan jaringan pada Huawei.

Bisnis Huawei di AS mengalami kemunduran ketika panel kongres pada Oktober 2013 merekomendasikan operator untuk tidak bekerja sama dengannya atau perusahaan Tiongkok lain yaitu ZTE, terkait alasan keamanan.


Pasang Surut Bisnis Huawei

Huawei Mate 10. (Foto: The Verge)

Huawei menolak disebut menjadi ancaman keamanan dan membantah laporan AS. Perusahaan menyebut tudingan tersebut memiliki motivasi politik atau kemungkinan ada upaya dari para kompetitor agar Huawei berada di luar pasar AS.

"Mereka berbohong. Kami adalah perusahaan yang sangat peduli tentang keamanan siber dan perlindungan privasi. Kami melakukan banyak hal, lebih baik daripada para vendor lain," jelas Yu.

Huawei didirikan pada 1987 dan merupakan merek Tiongkok pertama yang berhasil menjadi perusahaan teknologi global di posisi atas. Perusahaan yang memiliki kantor pusat di Shenzhen, Tiongkok, ini adalah pemasok terbesar peralatan switching yang digunakan oleh perusahaan telepon dan internet. Huawei memproduksi ponsel sejak 1990-an dan merilis merek smartphone miliknya pada 2010.

Huawei pada 2016 melaporkan laba sekira US$ 5,4 miliar dari total pendapatan berkisar US$ 75,6 miliar. Huawei merupakan perusahaan private dengan saham dimiliki oleh para karyawannya sendiri, tapi merilis hasil keuangannya sebagai upaya mengatasi masalah keamanan di AS dan Eropa.

Penjualan Huawei sendiri terbantu dengan posisinya yang kuat di pasar Tiongkok, India, dan sejumlah pasar berkembang lainnya. Berkat dukungan sejumlah negara tersebut penjualan smartphone premium Huawei dan merek Honor, penjualannya tumbuh dengan cepat dibandingkan Samsung atau Apple.

Yu pun optimistis Huawei bisa menjadi vendor smartphone nomor dua di dunia. "Kami saat ini adalah pemasok smartphone nomor tiga, tapi sangat dekat dengan nomor dua. Jadi, mungkin kami bisa dengan cepat berada di posisi nomor dua," ungkapnya.

(Din/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya