Skenario Menteri Luhut Andai Gunung Agung Ganggu Perhelatan IMF

Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan menegaskan IMF tetap digelar di Bali.

oleh Dewi Divianta diperbarui 23 Des 2017, 12:00 WIB
Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan saat meninjau Pos Pengamatan gunung api Agung, Rendang, Bali (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Denpasar - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, memastikan perhelatan International Monetary Fund dan World Bank (IMF-WB) tetap digelar di Bali pada Oktober 2018.

Luhut bersama Sri Mulyani mendatangi Pos Pengamatan Gunung Api Agung yang berada di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Luhut hadir untuk memastikan perkembangan terkini mengenai akivitas gunung setinggi 3.142 mdpl tersebut.

Menurutnya, jika terjadi erupsi, zona bahaya Gunung Agung yang sudah ditetapkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) adalah radius 8-10 kilometer.

"Kita sudah simulasikan juga melalui komputer dan belajar dari pegalaman erupsi tahun 1963, maka seandainya terjadi letusan zona bahaya hanya pada radius yang telah ditetapkan," kata Luhut, Jumat, 22 Desember 2017.

Di sisi lain, dari hasil koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) arah angin cenderung ke timur. "Sehingga kecil peluangnya Denpasar, Nusa Dua dan sekitarnya akan ke sana abunya. Meski pernah ke barat dan barat daya itu hanya dua hari saja," ujarnya.

Menurutnya, semua yang berkaitan dengan bencana erupsi Gunung Agung telah dibuatkan simulasinya secara ilmiah. Jadi, ia memasikan Bandara Ngurah Rai akan beroperasi normal. Jika pun tutup hanya sekitar dua hari saja pada saat pelaksanaan Annual Meeting IMF-WB.

"Jadi tidak perlu ada yang ditakuti. Kita jangan buat takut masyarakat pariwisata," sarannya.

"Kita punya kontigensi juga lapangan terbang di Banyuwangi sudah diperbaiki Menhub dan bisa menjadi alternatif. Bandara Surabaya juga. Kami sudah menghitung segala kemungkinan," kata Luhut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya