Liputan6.com, Jakarta - Bagi Anda baru bekerja biasanya ketika mendapatkan gaji bulanan langsung dianggarkan untuk biaya hidup dan menabung. Lalu bagaimana dengan investasi dan asuransi? Apakah sudah disisihkan untuk dua hal tersebut?
Mungkin bagi Anda menyisihkan penghasilan untuk biaya hidup dan menabung saja sudah bersyukur. Hal itu lantaran biaya hidup semakin meningkat. Apalagi gaya hidup yang juga semakin membuat generasi muda semakin konsumtif. Padahal menyisihkan gaji untuk asuransi dan investasi juga sama pentingnya dengan menabung.
Lalu bagaimana caranya agar sisihkan gaji untuk investasi dan asuransi? Yuk simak ulasan ini.
Direktur Investor Relation dan Chief Economist PT Bahana Sekuritas menuturkan, asuransi dan investasi merupakan langkah antisipatif atas risiko di masa depan. Asuransi untuk menghadapi risiko "mati terlalu cepat". "Tentu kita tidak ingin menyusahkan keluarga tercinta yang ditinggalkan," ujar Budi dalam ulasan Market and Commander Catatan Akhir Tahun 2017, seperti dikutip Sabtu (23/12/2017).
Baca Juga
Advertisement
Ia menambahkan, investasi untuk mengantisipasi "hidup terlalu lama". "Kita juga tidak ingin selalu susah semasa hidup," kata dia.
Oleh karena itu, Budi pun setuju dengan saran agar setiap orang belajar untuk membayar dirinya pertama. Dia menuturkan, yang dibayar itu merupakan diri sendiri di masa yang akan datang dengan langsung sisihkan dana untuk investasi dan asuransi.
"Idealnya seorang yang baru terima gaji langsung mengalokasikan sebagian dana untuk investasi dan asuransi. Jadi jangan berinvestasi dan asuransi dengan dana sisa setelah belanja, sebab kita cenderung tidak akan pernah memiliki dana sisa," kata Budi.
Budi mengakui, membiasakan hal itu memang tidak mudah. Sebab orang lebih sering membenarkan kebiasaan. Banyak mengeluh gaji yang ada saja tidak cukup untuk belanja sehingga tidak ada tersisa untuk investasi dan asuransi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Alokasikan Gaji untuk Investasi dan Asuransi Secara Berkala
Budi menuturkan, agar dapat mengalokasikan dana untuk investasi dan asuransi bisa dilakukan secara bertahap. Contohnya dengan alokasikan anggaran investasi dan asuransi secara bertahap dan dinaikkan setiap tahun sejalan dengan kenaikan pendapatan.
"Seiring perjalanan waktu, investasi dan asuransi secara berkala akan membesarkan kapasitas seseorang untuk hidup makmur dan bahagia. Investasi menanam pohon keberuntungan. Lakukan penanaman sejak dini, sebab suatu yang tidak dapat kembali lagi adalah waktu yang berlaku. Asuransi tentunya akan lebih murah dibeli ketika kita masih muda," jelas dia.
Budi menuturkan, belanja makanan, transportasi dan sewa rumah naik termasuk komoditas yang menjadi pemicu inflasi. Ini dapat menggerus daya beli. Oleh karena itu agar menjamin pokok investasi aman, Budi menuturkan agar memilih peluang investasi yang menghasilkan return yang mengalahkan inflasi dalam jangka panjang.
"Jadi proporsi dana yang disisihkan untuk investasi lebih besar ketimbang asuransi. Secara strategis kita berinvestasi pada komoditas penyebab inflasi," ujar dia.
Budi menuturkan, bila konsep ini diterapkan, generasi muda semestinya menjauhi deposito yang cenderung kalah dibandingkan inflasi. Deposito menurut Budi lebih tepat, bagi para senior yang sudah lama investasi dan membutuhkan aset yang lebih likuid dan aman.
"Selama 19 tahun terakhir, se-usia Dina-putri saya, saya tidak memiliki aset dalam bentuk deposito. Saya mungkin baru pertimbangkan memiliki deposito usai berusia 55 tahun," kata dia.
Ia menuturkan, semakin tua mendekati usia pensiun sebaiknya mengurangi volatile gorwing aset yaitu saham dan properti. Jadi sebelumnya saat muda mengalokasikan investasi berupa growing aset.
Advertisement