Liputan6.com, Jakarta - Silicon Valley telah lama dikenal sebagai kawasan bermukimnya startup dan perusahaan raksasa teknologi ternama, sebut saja Microsoft, Facebook, dan Amazon.
Meski terdengar keren, rupanya kawasan yang berada di California, Amerika Serikat (AS) ini menyimpan rahasia kelam yang tak diketahui banyak orang. Diskriminasi gender hingga pelecehan seksual acapkali terjadi di sana.
Baca Juga
Advertisement
Misalnya saja, kasus pelecehan seksual yang menimpa eks karyawan Uber, Susan Fowler. Atau Dave McClure, Co-founder sekaligus Managing Partner 500 Startups yang mengundurkan diri usai sejumlah perempuan, termasuk eks CEO inkubator Malaysia MaGIC Cheryl Yeoh, blak-blakan soal pelecehan yang dilakukan McClure.
Tak cuma itu, sejumlah petinggi perusahaan teknologi di Silicon Valley, seperti Justin Caldbeck, Matt Mazzeo, Jonathan Teo, Amit Singhal, Ed Baker, Emil Michael, dan Travis Kalanick juga tersandung kasus pelecehan seksual.
Terbaru, sebagaimana diungkap oleh Newsweek, Minggu (23/12/2017), kawasan Silicon Valley ternyata dipenuhi dengan sarang prostitusi yang menjajakan wanita korban trafficking untuk dijadikan budak seks.
Parahnya, mereka yang menjadi pembeli jasa tersebut merupakan karyawan perusahaan teknologi yang mengandalkan email untuk bertransaksi secara online.
Transaksi Pakai Email Kantor
Menurut laporan Newsweek yang didapatkan dari sumber rahasia, ada muncikari yang bergerilya mencari calon pembeli.
Mereka menargetkan para karyawan teknologi dan meminta agar transaksi dilakukan via email resmi kantor untuk memastikan bahwa calon pembelinya bukanlah polisi.
Pihak berwenang di Silicon Valley pun telah mengumpulkan sejumlah bukti beberapa tahun terakhir. Operasi yang dilakukan pada 2015 bahkan sempat menjaring petinggi-petinggi di Amazon dan Microsoft.
Saat peninjauan prostitusi online, pihak berwenang menjaring banyak email transaksi jasa prostitusi online. Namun, sejumlah pekerja laki-laki yang terjaring selalu beralasan bahwa email tersebut adalah salah alamat.
Advertisement
Industri Seks di Seattle Tumbuh Pesat
Tak cuma Silicon Valley, laporan ini turut membongkar 'borok' kawasan elite teknologi lainnya, yakni Seattle.
Studi Departemen Kehakiman menemukan bahwa Seattle merupakan kawasan dengan pertumbuhan industri seks tercepat di Amerika Serikat, dua kali lipat lebih tinggi dibanding periode 2005 dan 2012.
Menurut sebuah studi, tingginya pertumbuhan industri seks di sana dipicu oleh meningkatnya industri teknologi dan tingginya rata-rata gaji yang didapatkan karyawan.
Dalam setahun, rata-rata karyawan laki-laki di kawasan teknologi Seattle bisa menghabiskan sebesar US$ 30.000-50.000 untuk memesan jasa prostitusi.
Yang mencengangkan, di Seattle bahkan sebuah rumah bordil terang-terangan mengiklankan jasa prostitusi di dekat kantor pusat Microsoft.
Karyawan Berkedok Mucikari
Studi tersebut mengungkapkan bahwa tingginya pertumbuhan jasa prostitusi online di kedua kawasan tersebut dipicu oleh sejumlah faktor. Misalnya, gaji tinggi yang mereka peroleh dan pola kerja karyawan teknologi yang sebagian besar menghabiskan waktu lama di meja.
Apalagi mereka selalu terhubung dengan internet sehingga semakin memudahkan mereka untuk mengakses jasa tersebut.
Tak hanya itu saja, diungkapkan Newsweek, ada perusahaan yang memperkerjakan karyawan atau berpura-pura menjadi karyawan agar mudah mengelabui polisi. Dengan begitu, mereka semakin mudah mencari calon pembeli dan menjajakan korban sex trafficking.
Mereka mendapat akses ke komputer agar bisa memesan hotel, motel, atau apartemen. Menurut studi di 2014, dalam 24 jam, tercatat ada 6.487 orang di Seattle yang memesan jasa prostitusi di lebih dari 100 situs.
Advertisement
Kata Microsoft
Setelah Newsweek menghubungi Microsoft untuk meminta tanggapan berita ini, sejumlah karyawan di raksasa teknologi ini justru menerima email dari Divisi SDM Microsoft.
Isinya berupa peringatan dari Kejaksaan setempat. "Microsoft telah diinformasikan oleh Kejaksaan King County. Mereka telah memperoleh data terkait kasus jasa prostitusi ini," demikian isi email tersebut.
Menariknya, juru bicara Microsoft menolak menyebutkan bahwa email tersebut ada kaitannya dengan berita yang diturunkan Newsweek. Ia mengatakan hal ini sebagai kebetulan saja.
Sebelumnya di 2014, Kejaksaan King County pada 2014 mengungkap bahwa kawasan teknologi di Seattle adalah kawasan penjaja prostitusi tertinggi, mulai dari kelas menegah hingga kelas atas. Informasi didapatkan dari penegak hukum menyebutkan jasa ini paling banyak dibeli oleh pelaku di sektor teknologi
(Cas/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: