Liputan6.com, Jakarta - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebut terjadi penurunan tingkat hunian atau okupansi hotel di Bali sekitar 10 persen pada momen libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2018. Akibatnya, Bali berpotensi merugi sekitar Rp 13,5 miliar dari kondisi tersebut.
peringatan kewaspadaan atau travel warning maupun travel advisory karena erupsi Gunung Agung yang dikeluarkan sejumlah negara ke Bali mengakibatkan penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Dampaknya merembet pada tingkat okupansi hotel yang melorot.
"Volume atau okupansi turun 10 persen di libur Natal dan Tahun Baru ini," tegas Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Minggu (24/12/2017).
Baca Juga
Advertisement
Dia mengaku, tingkat okupansi di Bali rata-rata mencapai 60-65 persen hingga 20 Desember 2017. Tingkat hunian hotel di Bali, katanya, belum maksimal sampai hari ini.
"Mudah-mudahan untuk libur Natal dan Tahun Baru tahun ini bisa naik lagi rata-rata ke 75 persen. Itu saja lebih rendah dari okupansi di periode yang sama 2016 yang okupansinya mencapai 85 persen," ucapnya.
Datanya menunjukkan, rata-rata kunjungan turis ke Bali per Desember tahun lalu (tanpa kejadian erupsi) mencapai 13.500 turis. Namun sampai dengan 20 Desember ini, realisasinya 12.500 kunjungan turis.
"Perkiraan kami hanya mampu terealisasi 5,2-5,3 juta wisman ke Bali pada tahun ini dari target keseluruhan 5,6 juta orang. Tahun lalu, target 4,6 juta turis, realisasinya tembus 5 juta turis," Tjokorda menjelaskan.
Akibat penurunan tingkat hunian hotel ini, dia berujar, Bali merugi sekitar Rp 13,5 miliar per hari. Asumsi kehilangan 1.000 turis per hari dengan pengeluaran Rp 13,5 juta.
"Satu hari potensi kehilangan 1.000 orang dikalikan Rp 13,5 juta (pengeluaran turis). Jadi kerugian di Bali sekitar Rp 13,5 miliar per hari akibat turunnya okupansi hotel. Itu kondisi sekarang ya," terang Tjokorda.
Obral Tarif Hotel
Tjokorda bilang, para pengusaha hotel saat ini tengah berupaya mengerek tingkat okupansi dengan menurunkan tarif hotel sekitar 30-50 persen. Promo ini akan berlangsung hingga Februari 2018.
"Rate kami turunkan 30-50 persen untuk promosi. Sekarang tidak mikir untung dulu, yang penting kamar terisi dan memperbaiki persepsi bahwa Bali aman," ucapnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bali Aman
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan menyatakan status Bali secara umum aman. Status awas hanya di radius 8-10 kilometer (km) dari kawah Gunung Agung, yang jaraknya sekitar 60 km dari pusat Kota Bali.
Ignasius Jonan mengatakan, persepsi status awas untuk keseluruhan Bali harus diluruskan, karena hanya berlaku untuk sebagian kecil dari Bali, yaitu beradius 8 km sampai 10 km.
"Status awas ini hanya berlaku pada radius 8 hingga 10 km dari kawah Gunung Agung," kata Jonan, di Jakarta, Sabtu (23/12/2017).
Jonan menegaskan, masyarakat dan wisatawan yang akan mengunjungi Bali tidak perlu khawatir, selama berada di luar radius 8 hingga 10 km dari kawah Gunung Agung karena sangat aman.
"Masyarakat atau wisatawan yang mengadakan kegiatan di Pulau Bali tidak perlu khawatir kalau di luar radius itu karena kondisinya aman saja," tutur Jonan.
Badan Geologi, Kementerian ESDM akan terus melakukan pemantauan, terkait aktivitas vulkanik Gunung Agung di Bali dan akan menetapkan status sesuai dengan data informasi yang terekam dari peralatan yang ada.
"Badan Geologi konsisten terkait status Gunung Agung sesuai dengan yang terekam oleh alat-alat yang digunakan, begitu pula dengan batas radius aman yang ditetapkan akan menyesuaikan dengan status Gunung Agung itu sendiri," tambah Jonan.
Advertisement