Sasis Ferrari untuk Formula 1 2018 Sudah Uji Tabrak, Hasilnya?

Masuk musim Formula 1 (F1) 2018, berbagai persiapan sudah dilakukan semua tim. Salah satunya, uji tabrak untuk sasis yang dilakukan Ferrari.

oleh Arief Aszhari diperbarui 24 Des 2017, 19:16 WIB
Ferrari dijadwalkan memperkenalkan mobil baru yang akan digunakan pada balapan F1 2018 pada 22 Februari mendatang. (AFP/Mark Thompson)

Liputan6.com, Jakarta Masuk musim Formula 1 (F1) 2018, berbagai persiapan sudah dilakukan oleh semua tim. Salah satunya, uji tabrak untuk sasis 2018, yang dilakukan Ferrari.

Mengutip Motorsport.com, ditulis Sabtu (24/12/2017), sasis bagian depan pabrikan berlambang kuda jingkrak ini sudah diuji tabrak tahap pertama, Jumat (22/12/2017). Proses pengujian yang telah disetujui Fédération Internationale de l'Automobile (FIA) ini, dilakukan di CSI Center, Bollate.

Bernomor 669, dan sudah terpasang perangkat Halo, sasis baru Ferrari ini harus melewati tes statis dan dinamis. Dijelaskan, kedua tes yang harus dilakukan Ferrari, sudah diselesaikan dengan baik.

Setelah uji tabrak tersebut, para pekerja Ferrari kembali sibuk merakit mobil yang bakal digunakan untuk berburu title juara F1 tahun depan.

Untuk diketahui, mobil penerus SF70H ini bakal diperlihatkan secara resmi pada 22 Februari 2017. Mobil ini, diprediksi bakal bersaing dengan Mercedes dan Red Bull untuk memperebutkan gelar juara Formula 1 musim depan.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

 


Aston Martin ngebet pasok mesin F1

Formula1 GP Bahrain (AFP/Marwan Naamani)

Fédération Internationale de l'Automobile (FIA) berencana untuk merombak regulasi mesin balapan mobil F1 di 2021 mendatang. Rencanya, mesin 1.600 cc V6 turbo bakal dipertahankan, namun putaran mesin dibuat lebih tinggi hingga 3.000 rpm dan menghilangkan MGU-H heat energy recovery system karena dianggap rumit dan mahal.

Hal tersebut kemudian ditanggapi Mercedes, Renault, dan Ferrari. Semua pesimistis dengan aturan baru tersebut. Namun, berbeda dengan Aston Martin yang begitu yakin bisa memberikan hal positif, dan membantu FIA untuk mencapai perubahan.

Menurut Chief Executive Aston Martin, Andy Palmer, jika pihaknya memiliki posisi sebagai pemasok mesin, bisa membawa balapan ini ke arah yang diinginkan.

"Kami bertahan sebagai pengganggu. Jika kami membuat mesin yang saya suka, kami tidak akan melakukan sendiri. Kami akan mulai mencari rekan dari sekarang," ujar Palmer.

Lanjut Palmer, Aston Martin telah mengajukan surat kepada FIA mengenai efek dari perubahan regulasi, dan indenpendensi pabrikan. Dalam surat tersebut, Aston Martin berpendapat agar tidak menggunakan energy recovery system.

Jika memang Aston Martin ikut balapan jet darat, tidak menutup kemungkinan, mereka bakal memasok mesin untuk Red Bull Racing.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya