Datangi Katedral, Ketua UKP Pancasila Bicara soal Keberagaman

Natal adalah saat yang tepat untuk menunjukkan semua umat beragama harus mencintai keberagaman dengan penuh toleran dan kasih sayang.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 24 Des 2017, 21:19 WIB
Rombongan Ketua UKP Pancasila di Gereja Katedral, Jakarta, Minggu (24/12/2017). (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif mengunjungi Gereja Katedral, Jakarta. Dia mengenakan peci hitam lengkap dengan kain hitam yang dililitkan ke lehernya. Yudi hadir ditemani anggota Dewan Pengarah UKP-PIP yang juga mantan Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno serta beberapa anggota lainnya.

"Tujuan kunjungan ini untuk mengekspresikan simpati, bela rasa, menjadi bagian dari perwujudan nilai-nilai Pancasila, mengapresiasi nilai-nilai relijiusitas yang toleran, nilai-nilai kebangsaan, nilai-nilai kemanusiaan," ucap Yudi di lokasi, Minggu (24/12/2017).

Dia menuturkan, momen Natal merupakan saat yang tepat untuk menunjukkan semua umat beragama harus mencintai keberagaman dengan penuh toleran dan kasih sayang. Sehingga segala perbedaan tidak menjadi pangkal keributan.

"Saya kira dengan mengembangkan nilai Ketuhanan yang welas asih itu semua warna bisa menyatu, semua rasa bisa bersambung, semua rizki bisa berbagi. Sehingga perbedaan agama bukan menjadi pangkal pertikaian, tapi saling menguatkan, saling belajar, saling memberi," jelas Yudi Latif.

Menurut dia, dengan begitu akan semakin mengokohkan keberagaman Indonesia tidak menjadi sumber masalah. Tetapi, lanjut Yudi, sebagai kekuatan.

"Untuk itu kita akan membudayakan penghargaan, mengapresiasi perbedaan. Orang boleh berbeda agama, keyakinan, tapi di saat yang sama, anak-anak bangsa, hak hidupnya, hak miliknya, kehormatannya sama-sama harus dijunjung tinggi, untuk mengembangkan keagamaannya," tegas Yudi Latif.


Natal yang Damai

Rombongan Ketua UKP Pancasila di Gereja Katedral, Jakarta, Minggu (24/12/2017). (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Yudi juga mengatakan, perayaan Natal layaknya hujan yang membuat Indonesia semakin damai dan sejahtera. Karena itu, dia berharap jemaat yang hadir bisa menjadi layaknya penyejuk bagi Indonesia.

"Ketika langit di luar terasa mendung dipenuhi dengan awan yang penuh kecurigaan. Ada banyak ranting dan rumput yang mudah terbakar. Ada juga tanah yang mulai terbelah. Natal datang membawa seperti hujan kasih sayang. Rumput-rumput kering, membawa hijau kembali. Membawa Indonesia hijau, damai, dan sejahtera," ucap Yudi yang disambut tepuk tangan jamaat Gereja Katedral.

Dia menuturkan, Natal kali ini harus menjadi momen dan pesan, bahwa inti moral semua agama selalu bertautan dengan inti Pancasila. Seperti apa yang disampaikan oleh Presiden pertama RI Sukarno.

"Seperti apa yang disampaikan Bung Karno, Pancasila menghendaki semua warga Bertuhan. Tapi, Bertuhan dengan cara yang leluasa, Bertuhan seperti oksigen yang memberikan hidup dan kehidupan bagi siapa pun. Bertuhan yang berkebudayaan yang lapang dan bermoral, Bertuhan yang berkeadabaan," jelas Yudi.


Jaminan Kebebasan Beragama

Ribuan jemaat mengikuti Misa Natal di Gereja Katedral, Jakarta, Minggu (24/12). Misa Natal kali ini mengangkat tema "Damai Kristus dalam Nuansa Nusantara". Menurut panitia ibadah Misa Natal ini dihadiri oleh ribuan orang. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Dia pun menuturkan, semua orang boleh berbeda keyakinan. Dan dengan Pancasila menjamin kebebasannya tanpa ada rasa ketakutan.

"Kita boleh berbeda keyakinan, tapi Pancasila menjamin kebebasan semua agama-agama untuk bereskpresi di ruang publik tanpa ketakutan," tegas Yudi.

Dia pun menegaskan, kehadirannya hari ini juga sebagai salah satu bentuk, bahwa pemerintah terus mendengungkan soal keberagaman. Pemerintah juga serius membangun tradisi untuk bersikap toleran.

"Kami datang bagimana pun menjadi bagian dari aparatur negara yang ingin membangun tradisi bahwa di dalam momen-momen seperti ini setiap pemeluk agama, total boleh diliputi rasa ketakutan. Sebagai warga negara mereka berhak untuk mengekspresikan keyakinan dan keagamaanya di ruang publik secara setara," pungkas Yudi.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya