Liputan6.com, Denpasar - Keberagaman benar-benar terjalin dengan baik di Bali. Ragam agama berjalan berdampingan di Pulau Dewata. Bahkan, masing-masing agama di Bali berkaitan dengan dengan adat dan budaya yang berkembang di masyarakat. Salah satunya ditampakkan umat Kristiani jemaat GBIS yang terletak di Jalan Pramuka, Banjar Bali, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng.
Mereka menggunakan busana adat Bali sebagai bentuk toleransi saat melaksanakan Misa Natal pada Minggu malam (24/12/2017). Rata-rata anggota jemaat di gereja ini baik laki-laki maupun perempuan menggunakan pakaian adat Bali.
Baca Juga
Advertisement
Tak hanya busana, jemaat di sini juga menghias gereja dengan dekorasi bernuansa adat Bali. Pendeta Muda GBIS Singaraja, Feby Molansa menjelaskan, penggunaan busana dan dekorasi ala budaya Bali untuk menunjukkan kebersamaan dalam perbedaan.
"Ini sengaja dilakukan untuk menunjukkan wujud kebersamaan dalam perbedaan, serta bentuk toleransi dan saling menghargai antarwarga yang berbeda keyakinan di Tanah Bali," ucap Feby, Minggu (24/12/2017).
Tak hanya itu, Feby menilai penggunaan busana Bali juga sebagai bentuk penghormatan budaya Bali yang adi luhung. “Ini bentuk penghormatan kami terhadap budaya Bali yang sangat luhur,” ujarnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bantu Jaga Malam Natal, Remaja Masjid Dipuji Pemuda Katolik
Ketua Pemuda Katolik Komisariat Cabang Kapuas Hulu, Antonius Thambun, mengapresiasi positif dukungan pemuda atau remaja masjid yang ikut langsung dalam pengamanan gereja pada perayaan Natal di wilayah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
"Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada pemuda atau remaja masjid serta kepada semua pihak baik TNI maupun Polri, yang begitu peduli dalam mengamankan perayaan Natal di Kapuas Hulu," ucap Antonius Thambun, Minggu (24/12/2017) malam, dilansir Antara.
Menurut Thambun, keharmonisan dan rasa kekeluargaan serta rasa toleransi yang tinggi itu merupakan ciri khas Kapuas Hulu, yang selama ini aman dan kondusif.
Apalagi, warga Kapuas Hulu ini masih serumpun. Meskipun berbeda keyakinan atau agama, ikatan keluarga tidak pernah terputus. "Kapuas Hulu mengedepankan rasa kekeluargaan, jadi jangan heran jika hingga saat ini Kapuas Hulu tetap harmonis," kata Thambun.
Bahkan, lanjut dia, saat kaum muslim merayakan Lebaran, pemeluk Nasrani juga saling berkunjung ke rumah-rumah kerabat dan sanak keluarga yang merayakannya. Begitu juga ketika umat Kristiani merayakan Natal.
Ia berharap pula, rasa kekeluargaan serta keharmonisan di Kapuas Hulu tetap terjaga. Termasuk jangan terpengaruh provokasi dan kepentingan dari luar. "Apa pun yang terjadi persatuan dan kesatuan harus tetap kita jaga dengan menjunjung tinggi toleransi di tengah perbedaan," pinta Thambun.
Advertisement
Polisi Sterilisasi Gereja di Medan
Sementara itu, kepolisian mengerahkan personel Satuan Brimob untuk melakukan sterilisasi di sejumlah gereja di Kota Medan, Sumatera Utara, menjelang malam perayaan Natal 2017.
Sterilisasi tersebut dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya benda berbahaya dan memastikan keamanan gereja yang menjadi lokasi kebaktian umat Kristiani. Salah satu gereja yang mengalami proses sterilisasi adalah Gereja Katedral di Jalan Pemuda, Kota Medan, yang merupakan gereja Katolik.
Dengan menggunakan sejumlah peralatan, tim penjinak bahan peledak Satuan Brimob Polda Sumut menyisir setiap sudut gereja tersebut.
Wakapolrestabes Medan, AKBP Tatan Dirsan Atmaja, yang menyaksikan penyisiran itu mengatakan, personel Satuan Brimob tersebut melakukan pemeriksaan dengan menggunakan detektor logam, mirror set, dan senter.
"Ini untuk memastikan daerah steril dari pelaku kejahatan dan benda mencurigakan," kata dia, dilansir Antara.
Menurut Tatan, setidaknya ada 31 gereja di Kota Medan yang mendapatkan prioritas pengamanan pada perayaan Natal tersebut, terutama pada malam Natal. Pihak kepolisian akan melakukan sterilisasi di lokasi tersebut. "Sejak kemarin kita sudah melakukan pemetaan dan penjagaan," ujar Tatan.
Untuk pengamanan Natal, Polrestabes Medan telah mengerahkan lebih dari 500 personel yang ditempatkan di berbagai lokasi, terutama di sekitar gereja. "Kami berharap masyarakat Kota Medan yang merayakan Natal bisa melaksanakannya kegiatan dengan hati senang, damai," kata mantan Kapolres Asahan itu.