Liputan6.com, Jambi - Meski tidak ikut merayakan Natal, Zumi Zola menjadi salah satu yang paling sibuk menjelang hari raya Natal dan tahun baru di Jambi. Sejak jauh hari, orang nomor satu di Provinsi Jambi ini menginstruksikan jajarannya agar perayaan Natal di Jambi berjalan aman, damai, dan tertib.
Minggu malam, 24 Desember 2017, ia bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) di Jambi menyisir sejumlah gereja di Kota Jambi. Ia ingin memastikan umat Nasrani yang merayakan Natal benar-benar aman dan tenang.
Baca Juga
Advertisement
"Mari kita sama-sama menjaga kedamaian. Saling menghormati sesama dan jadikan Jambi sebagai daerah yang menjaga toleransi," ujar Zumi Zola.
Selain meninjau sejumlah gereja, Zumi Zola juga mengecek sejumlah pos pengamanan Natal dan tahun baru 2018. Setiap pos pengamanan terdiri dari 30 orang anggota gabungan, yakni dari polisi, TNI, Satpol-PP, dan Dinas Perhubungan.
"Satu pos ada tiga shift. Satu shift ada 10 orang," ucap Zola.
Sementara itu, ribuan umat Katolik di Jambi sejak Minggu sore sudah menyemut di Gereja St Theresia, Kota Jambi. Sejak Minggu sore, mulai digelar rangkaian ibadah misa malam Natal.
Menurut Indra, jemaat Katolik di Kota Jambi mencapai sekitar 4.000 orang. "Perayaan Misa Natal tahun ini sedikit berbeda dari biasanya. Ada penyalaan lilin pada misa malam kedua," ujar Indra, salah seorang jemaat.
Ia mengatakan, rangkaian perayaan Natal di Jambi setiap tahun selalu berjalan lancar, tertib, dan damai. Tidak ada satu pun gangguan. Ia pun sangat mengapresiasi kerukunan umat beragama di Jambi.
"Semoga ini bisa terus dijaga. Layaknya kidung damai yang selalu kami nyanyikan di gereja. Salam damai untuk kita semua," ujar Indra mengakhiri.
Perayaan Natal di Jambi juga mendapat penjagaan ketat dari aparat. Sejumlah personel Brimob hingga tim penjinak bom ikut diturunkan di tiap gereja. Sterilisasi terlebih dahulu dilakukan sebelum proses misa Natal dimulai.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Harga Sembako Stabil
Selain menjaga ketenangan jelang Natal dan tahun baru 2018, Pemprov Jambi bersama tim Satgas Pangan juga memastikan harga sembilan bahan pokok (sembako) di Jambi stabil.
Minggu pagi, 24 Desember 2017, Ketua Tim Satgas Pangan Jambi yang juga Kapolda Jambi, Brigjen Priyo Widyanto bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi, M Dianto mengecek kondisi harga sembako di sejumlah pasar di Kota Jambi. Salah satunya adalah Pasar Angso Duo.
Secara umum relatif stabil, tidak ada kenaikan signifikan. "Kalaupun ada kenaikan paling tinggi Rp 2000. Seperti harga ayam dan cabai merah," ujar M Dianto.
Menurut dia, kenaikan harga cabai merah disebabkan ada keterlambatan pasokan akibat kepadatan di Merak. Sebagian besar komoditas cabai merah di Jambi memang didatangkan dari sejumlah daerah di Pulau Jawa.
"Untuk harga daging stabil di harga Rp 100 ribu untuk daging beku dan Rp 120 ribu daging segar. Beras tidak ada masalah karena ada operasi pasar oleh Bulog dengan harga normal Rp 8.100," ujar M Dianto menjelaskan.
Dengan kondisi harga sembako yang relatif stabil, M Dianto berharap perayaan Natal tahun ini bisa berjalan dengan damai dan tenang. Begitu juga sampai waktu pergantian tahun nanti, tidak ada gangguan harga pangan di Jambi.
Advertisement
76 Napi Terima Remisi Natal
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Jambi Bambang Palasara mengatakan, ada 76 orang narapidana yang tersebar di sejumlah lembaga pemasyarakatan (lapas) di Jambi menerima remisi khusus Natal.
Remisi khusus itu akan diberikan secara resmi pada saat puncak perayaan Natal, pada Senin. Remisi atau potongan masa tahanan itu bervariasi. Mulai dari potongan 15 hari, satu bulan, satu bulan 15 hari, dan dua bulan.
"Remisi paling banyak diterima napi di Lapas Jambi ,yakni ada 27 orang," ucap Bambang.
Selanjutnya, ada 13 orang di Lapas Kualatungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), sembilan orang di Lapas Bangko, Kabupaten Merangin. Kemudian tujuh orang di Lapas Tebo, enam orang di Lapas Muara Bulian, Kabupaten Batanghari.
Lalu, masing-masing ada tiga orang di Lapas Bungo, Lapas Sarolangun dan Lapas Anak Muara Bulian, Kabupaten Batanghari. Terakhir ada empat orang di Lapas Muarasabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim).
Menurut Bambang, sistem pemasyarakatan mengedepankan pembinaan. Bukan balas dendam atau efek jera yang justru menjauhkan narapidana dari pertobatan.
"Remisi juga dapat dimaknai sebagai penghargaan bagi mereka (napi) yang dinilai telah mencapai penyadaran diri yang tercermin dalam sikap dan perilaku. Sesuai norma agama maupun norma sosial," ujar Bambang.