Gereja Koptik di Kairo Diserbu Massa Ekstremis, 3 Orang Terluka

Ratusan kelompok ekstremis dilaporkan menyerang Gereja Koptik di Kairo pada Jumat, 23 Desember 2017

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 25 Des 2017, 09:00 WIB
Ilustrasi (dokumen Liputan6.com)

Liputan6.com, Kairo - Ratusan muslim ekstremis dilaporkan menyerang Gereja Koptik di Kairo selatan, Mesir pada Jumat, 23 Desember 2017. Insiden itu menandai serangan yang kesekian kali sepanjang tahun ini terhadap kelompok pemeluk agama minoritas di Mesir tersebut.

Insiden itu dilaporkan terjadi di Gereja Koptik Prince Tawadros di Giza, 100 km dari selatan Kairo.

Massa diduga berasal dari masjid yang berdekatan dengan gereja tersebut. Mereka melakukan penyerangan usai ibadah Jumat pada 23 Desember 2017. Demikian seperti dilansir Deutsche Welle, Senin (25/12/2017).

Kelompok ekstremis itu dilaporkan meneriakkan slogan-slogan yang bermusuhan dan menyerukan pembongkaran gereja.

Keuskupan di Atfih, Mesir mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa isi Gereja Koptik Prince Tawadros hancur dalam serangan tersebut.

Sejumlah jemaah gereja ikut menjadi bulan-bulanan massa ekstremis.

Insiden itu kemudian berhasil dihentikan setelah petugas keamanan datang membantu korban dan mengintervensi para penyerang.

Beberapa jemaah dilaporkan terluka dan sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan. Namun, pihak keuskupan tak menjelaskan detail jumlah korban atas peristiwa tersebut.

15 Tersangka Telah Ditangkap, Korban Luka 3 Orang

Seperti dilansir Fox News pada 25 Desember 2017, otoritas keamanan Mesir mengatakan telah menangkap 15 tersangka terkait serangan tersebut. Para tersangka ditangkap pada hari Minggu, 24 Desember 2017.

Tersangka terdiri dari 12 orang muslim dan 3 orang kristen -- yang keduanya berhaluan ekstrem-konservatis.

Sementara itu, otoritas juga menyebut bahwa korban luka akibat serangan itu berjumlah 3 orang.

Hingga saat ini, aparat masih terus mendalami kasus penyerangan Gereja Koptik di Kairo, Mesir tersebut.


Kristen Koptik di Mesir yang Minoritas Kerap Diserang

Suasana pascaledakan bom di Gereja Kristen Koptik di Tanta, Mesir (AFP/Stringer)

Pemeluk Kristen Koptik dan sejumlah tempat peribadatannya telah tersebar di beberapa titik di Mesir sejak 15 tahun terakhir. Namun, pemerintah Negeri Piramida masih belum memberikan pengakuan hukum penuh terhadap kelompok agama minoritas tersebut.

Sikap pemerintah daerah juga semakin memperburuk situasi, di mana mereka terus menolak memberikan izin mendirikan bangunan untuk Gereja Koptik baru.

Pemerintah daerah melakukan penolakan atas alasan bahwa agama tersebut belum diakui secara resmi oleh pemerintah pusat Mesir. Mereka juga khawatir, pendirian Gereja Koptik baru justru akan menyulut amarah kelompok agama mayoritas yang berhaluan konservatif.

Pemeluk Kristen Koptik di Mesir berjumlah sekitar 10 persen dari total populasi negara yang berkisar 93 juta orang -- menjadikan mereka kelompok pemeluk agama minoritas terbesar di Timur Tengah.

Mereka kerap menjadi target serangkaian serangan sejak Desember 2016 oleh kelompok militan dan teroris ekstremis, yang menyebabkan lebih dari 100 orang tewas dan beberapa lainnya terluka. 

Serangan paling nahas terjadi pada April 2017, ketika sebuah bom di Gereja Koptik di Tanta, Delta Sungai Nil, Mesir menewaskan lebih dari 70 orang.

Kelompok pro-ISIS di Mesir merupakan salah satu yang sering melakukan penyerangan dan menyatakan akan terus menjadikan pemeluk Kristen Koptik sasaran utama serangan mereka.

Pada saat orang-orang di seluruh dunia tengah merayakan Natal dan tahun baru, Mesir -- yang selama ini kerap mengalami peristiwa teror berbasis agama -- mengatakan telah mengetatkan keamanan di penjuru negeri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya