<i>Grebeg Gunungan</i>, Tradisi Maulid di Yogyakarta

Perayaan Maulid Nabi Muhammad ditandai dengan keluarnya gunungan grebeg dari Keraton Yogykarta. Gunungan itu kemudian diarak dari keraton menuju Masjid Gede Kauman untuk diperebutkan warga.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Feb 2011, 23:09 WIB
Liputan6.com, Yogyakarta: Ribuan warga Yogyakarta menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, baru-baru ini. Mereka menunggu arak-arakan gunungan yang berisi hasil bumi, sayuran, dan aneka makanan yang selalu ada dalam setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad.

Perayaan Maulid Nabi Muhammad ditandai dengan keluarnya gunungan grebeg dari Keraton Yogyakarta. Gunungan itu kemudian diarak dari keraton menuju Masjid Gede Kauman untuk diperebutkan warga.

Sedangkan prosesi arak-arakan gunungan dimulai dengan tiupan terompet dari prajurit keraton. Arak-arakan kemudian dikawal beberapa regu prajurit keraton. Puluhan Abdi Dalem terlihat mengusung gunungan yang semuanya berjumlah tujuh buah.

Tujuh buah gunungan terdiri tiga gunungan lanang yang bentuknya meninggi dan tiga gunungan wadon yang bentuknya lebih datar. Sementara satu gunungan adalah milik Puro Pakualaman dan langsung diarak menuju Keraton Puro Pakualaman.

Sebelum dibagikan, gunungan harus didoakan terlebih dahulu. Namun seperti biasa, warga selalu tak sabar. Mereka langsung menyerbu dan memperebutkan gunungan setibanya di masjid.

Tradisi grebeg maulid Keraton Yogyakarta sudah ratusan tahun diadakan. Selain untuk mengagungkan kebesaran Nabi Muhammad, tradisi tersebut merupakan bentuk sedekah raja kepada rakyatnya sekaligus sebagai rasa syukur atas berkah dari Tuhan yang selama ini telah diterima.(ULF)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya