Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengoperasikan jalan layang (flyover) Laluan Madani di Simpang Jam, Kota Batam, Kepulauan Riau, baru-baru ini.
Pembangunan jalan yang menghabiskan anggaran Rp 180 miliar ini diharapkan dapat mendorong pengembangan Kota Batam sebagai kawasan tujuan investasi dan menarik kunjungan turis.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Wilayah IV Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Junaidi mengatakan, jalan layang Laluan Madani sudah memperhatikan unsur artistik dengan adanya ornamen Melayu pada dinding pilar jembatan dan lampu-lampu, sehingga sangat indah pada malam hari.
Baca Juga
Advertisement
Jalan layang di Batam ini memiliki panjang 460 meter, lebar 32 meter, dan titik tertinggi dari permukaan tanah mencapai 9 meter.
"Total pagu anggaran untuk membangunnya flyover ini mencapai Rp 180 miliar dengan masa kerja dari Desember 2015 hingga November 2017 dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan (PP)," kata Junaidi dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (26/12/2017).
Pembangunan jalan layang tersebut, sambung dia, diharapkan dapat meningkatkan kelancaran konektivitas dan memangkas biaya logistik. Bagi wisatawan, kelancaran mobilitas diperlukan untuk kenyamanan.
"Pembangunan jalan layang ini merupakan upaya Kementerian PUPR mendukung daya saing Kota Batam sebagai kota industri dan pariwisata," terangnya.
Gubernur Kepulauan Riau, Nurdin Basirun meminta warga Batam dapat menjaga dan memanfaatkan fasilitas jalan layang tersebut dengan baik.
"Jalan layang ini akan mengurai kemacetan di kawasan Simpang Jam, terutama arus lalu lintas menuju Nagoya atau Batuampar, dan arah sebaliknya karena pada saat jam sibuk setiap harinya melintas 272.138 kendaraan di kawasan Simpang Jam," tuturnya.
Sementara Wali Kota Batam, Muhammad Rudi mengatakan jalan layang tersebut merupakan kebanggaan bersama warga Batam dan diharapkan dapat mendukung kenaikan wisatawan.
Tonton Video Pilihan Ini:
Jembatan Layang Laluan Madani Batam Pamer Kekhasan Melayu
Kota Batam, Kepulauan Riau, akan memiliki landmark atau markah tanah terbaru mendampingi landmark Welcome to Batam (WTB) yang berlokasi di Bukit Klara, serta Jembatan Barelang, Kota Batam. Ciri khas lain dari Kota Batam ini adalah jembatan layang atau flyover.
Apa yang menjadikannya menarik? Flyover ini bermotifkan ornamen Melayu. Wali Kota Batam Muhamad Rudi menyatakan satu jembatan layang tengah dalam pembangunan.
"Sekarang dalam proses finishing, rencananya akhir tahun ini akan diresmikan," ucap Rudi saat ditemui Liputan6.com di Swiss-Bellhotel, Kota Batam, beberapa waktu lalu.
Ornamen Melayu pada dinding jembatan layang yang akan diberi nama Laluan Madani ini, kata Rudi, nantinya akan menjadi daya tarik bagi wisatawan. Selain itu, ornamen ini juga menandakan identitas Batam sebagai negeri Melayu.
"Jembatan dinamakan Laluan Madani akan diresmikan akhir tahun ini oleh Presiden Jokowi," tutur Wali Kota Batam.
Rudi menambahkan, pengembangan jembatan layang ini merupakan salah satu solusi mengurai kemacetan yang telah menjadi masalah selama ini di Batam. Apalagi, sebelumnya lokasi jembatan layang tersebut merupakan titik rawan terjadinya kecelakaan.
Ke depan, Rudi menambahkan, pemerintah pusat juga telah merencanakan kembali pembangunan beberapa titik jembatan layang di Batam, di antaranya Simpang Batuampar, Simpang Kabil, dan Simpang Kepri Mall.
"Ada sekitar 25 kilometer jalan yang diberi dan diperuntukkan bagi jembatan. Kapan dibangun kita tunggu arahan dan anggaran dari pusat," jelasnya.
Jembatan layang Laluan Madani Batam dibangun sejak 18 Desember 2015 atau sekitar 730 hari kerja hingga 24 Desember mendatang.
Panjang jembatan layang ini sekitar 165 meter dan lebar 32,2 meter dengan tinggi sekitar tujuh meter. Proyek multiyears ini menelan biaya dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sekitar Rp 180 miliar.
Advertisement