Mahasiswi UIN Meninggal Diduga Terjangkit Difteri

Kabar mahasiswi bernama Aufatul Khuzzah itu diduga terjangkit difteri berasal dari keterangan Dinas Kesehatan Tangerang Selatan.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 26 Des 2017, 12:13 WIB
Seorang paramedis menyiapkan vaksin difteri untuk diberikan kepada siswa di sebuah sekolah dasar pada hari pertama sebuah kampanye di Tangerang, Senin (11/12). (AP Photo / Tatan Syuflana)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta meninggal dunia diduga akibat penyakit difteri. Hal ini dikonfirmasi Humas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Feni Arifiani.

"Setelah saya cari info memang yang bersangkutan mahasiswa kita. Sudah dimakamkan di Serang," ujar Feni kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (26/12/2017).

Kabar penyebab meninggalnya mahasiswi bernama Aufatul berasal dari keterangan Dinas Kesehatan Tangerang Selatan. Aufa sendiri, lanjut Feni, merupakan mahasiswi angkatan tahun 2015. Terakhir, ia duduk di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

"Dia angkatan masuk 2015, berarti saat ini semester V," jelas Feni.

Berdasarkan foto yang diterima Liputan6.com, sebuah surat keterangan dari Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr Dradjat Prawiranegara, Aufa didiagnosa terkena penyakit difteri. Surat tersebut dikeluarkan tanggal 9 Desember 2017.

Aufa meninggal di rumah sakit yang sama. Gadis berusia 19 tahun ini mengembuskan napas terakhir pada 24 Desember 2017.

 

Menteri Kesehatan Nila Moeloek menjenguk pasien yang dicurigai terkena penyakit difteri di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta, Senin (11/11). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

3,5 Juta Vaksin

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Nila Moeloek menyatakan pemerintah menyediakan 3,5 juta vial vaksin difteri untuk didistribusikan kepada masyarakat di daerah yang terjadi wabah difteri.

"Logistik kami siap. Ada sekitar 3,5 juta vial," kata Menkes Nila di Auditorium Mutiara, STIK, Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan bahwa pabrik pembuat jutaan vaksin difteri tersebut adalah PT Biofarma. Menurut dia, 3,5 juta vial vaksin difteri tersebut dapat digunakan oleh 28 hingga 35 juta orang.

"Satu vial itu untuk delapan hingga 10 orang," sambungnya.

 


Daerah Prioritas

Menkes RI, Nila Moeloek pagi tadi sampai di Padang dan memantau langsung aktivitas imunisasi difteri di Padang

Menkes menambahkan, vaksin difteri tersebut akan diprioritaskan untuk daerah yang terjadi Outbreak Response Immunization (ORI) yakni di Jakarta Barat, Jakarta Utara, Banten dan Jawa Barat. Sasarannya adalah anak-anak usia lima tahun ke bawah dan orang dewasa usia 19 tahun ke bawah.

Menkes mengatakan bila penyakit difteri menyerang seorang anak, maka seluruh keluarga anak tersebut harus diimunisasi.

"Kalau satu anak kena difteri, maka keluarganya pun harus diimunisasi, karena ada faktor risiko," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya