Hubungan Persebaya dengan Pemkot Surabaya Kian Memanas

Polemik Persebaya dengan Pemkot Surabaya tak terlalu dipandang serius oleh suporter Bajol Ijo

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Des 2017, 22:45 WIB
Persebaya, yang menggunakan Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, sebagai Stadion saat menjamu lawan-lawannya. (Dimas Angga P)

Liputan6.com, Surabaya - Persebaya kembali berselisih dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, terutama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya. Keduanya kerap tak senada dalam berbagai hal, salah satunya pemakaian lapangan, entah itu untuk pertandingan ataupun latihan.

Meski begitu, polemik Persebaya dengan Pemkot Surabaya tak terlalu dipandang serius oleh suporter Bajol Ijo, Bonek Mania. Menurut mereka saat ini Bonek lebih memilih diam ketimbang harus melakukan aksi turun kejalan.

Saat ini, aksi diam mereka pun tak hanya membiarkan masalah tersebut terus terjadi, tapi Bonek juga terus mencari cara supaya dapat mensinergikan kedua belah pihak ini.

"Intinya gini, Bonek tetap di depan, tapi dalam artian tidak harus melakukan gerakan apapun. Tapi kita berusaha untuk mensinergikan," ujar pentolan Bonek Mania, Dadang Kosasih.

Dadang mengatakan, Bonek masih akan terus berdiskusi terlebih dahulu dengan manajemen untuk menentukan langkah selanjutnya. Sebab mau tidak mau antara manajemen Persebaya dengan Pemkot Surabaya harus ada sinergi.


Koordinasi

Foto dok. Liputan6.com

"Jadi Insya Allah nanti kita coba koordinasi dulu dengan manajemen bagaimana, langkah selanjutnya bagaimana antara Persebaya dengan Pemkot harus ada solusi," katanya.

Namun, jika berbagai cara yang dilakukan oleh Bonek ini tak menemukan titik terang. Bonek perlu adanya langkah tegas agar Persebaya lebih diakui di Surabaya, terlebih Pemkot Surabaya.


Sempat Dilaporkan

Foto dok. Liputan6.com

Sebelumnya, Pemkot Surabaya, khususnya Dispora Surabaya, memang sering kali mendapatkan masalah, terutama soal sarana/pra sarana. Salah satunya soal pemakaian lapangan Hockey Internasional Dharmawangsa.

Mereka (Dispora Kota Surabaya) sempat dilaporkan oleh pihak Pengurus Provinsi (Pengprov) Federasi Hockey Indonesia (FHI) Jawa Timur (Jatim) ke Obudsman Republik Indonesia (ORI). Karena para atlet Hockey Jatim diusir oleh pengelola lapangan. (Dimas Angga P)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya