Liputan6.com, Garut - Diduga akibat stok makanan mereka di hutan habis, kawanan monyet ekor panjang menyerbu pemukiman warga di Kampung Demplot, Desa Jati Wangi, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, sejak Minggu, 24 Desember 2017 lalu.
Bahkan, hewan mamalia itu mulai berkeliaran di Jalan Raya Garut-Bungbulang. Mereka mendadak jadi pengemis, menunggu makanan yang diberikan warga sekitar yang melintasi jalan itu.
Amin Sukirman (50), tokoh masyarakat Pakenjeng mengatakan, fenomena turun gunung kawanan monyet itu baru pertama kali terjadi dalam satu dekade terakhir. Selama ini, habitat dan persediaan makanan mereka berasal dari hasil Hutan Rahong yang ada wilayah Kecamatan Pakenjeng.
"Saya sendiri belum tahu apa penyebab pastinya," ujarnya, Selasa, 26 Desember 2017.
Baca Juga
Advertisement
Ia menduga pengerjaan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang banyak membabat pohon dan habitat monyet menjadi salah satu penyebab seretnya stok makanan monyet tersebut.
"Jika stok di hutan habis ya mau tidak mau monyet mencari makanan ke kebun warga bahkan hingga ke pinggir jalan," ujarnya.
Selain itu, adanya aktivitas pengerjaan lahan proyek dengan menggunakan alat berat beko bersuara bising, cukup menggangu kenyamanan hidup monyet. "Monyet jadi ketakutan, apalagi karena habitatnya rusak, ya akhirnya turun ke pemukinan penduduk," kata dia.
Dengan fenomena turun gunungnya monyet tersebut, ia bersama warga lainnya berharap, Pemerintah Kabupaten Garut segera membuat solusi agar kelestarian ekosistem hutan Rangon bisa dijaga.
"Tapi itulah kenyataannya setiap pembangunan selalu saja ada yang terusik dan terusir," ujar dia sedih.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Tingkah Ganas Monyet
Joehendi, salah satu tokoh pemuda Kampung Demplot menambahkan, sejak berjalannya proyek PLTMH satu tahun terakhir, kawanan monyet terus menghantui warga sekitar.
"Tingkah mereka jadi liar dan ganas," kata dia.
Kawanan monyet itu biasanya datang secara bergerombol sekitar 50 ekor mulai pukul 07.00 pagi hari. Sekitar dua jam lamanya, mereka berpencar mencari makan dengan tujuan utama kebun dan pemukiman warga sekitar.
"Ada pohon pisang, umbi-umbian, bahkan makanan di rumah warga disantapnya," ujarnya.
Keberadaan kawanan monyet ekor panjang itu, ujar dia, sudah berlangsung lama. Namun selama ini, habitat mereka berada di dalam hutan Rangon tanpa mengganggu aktivitas masyarakat.
"Sebelum ada proyek itu, jarang ada monyet turun," ungkap dia.
Setelah habitat mereka diduga rusak, kawanan monyet kerap turun dan mengganggu warga. Tak jarang jika aktivitas mereka sudah mengancam keselamatan, letupan senapan angin menjadi jalan terakhir untuk mengusir kawanan monyet itu.
"Sudah ada yang mati satu ekor akibat senapan angin," ujarnya.
Advertisement