Berawal dari Bintil, Tumor 4,5 Kg Tutupi Wajah Remaja 14 Tahun

Bermula dari bintil yang tumbuh di sisi kiri hidung Emanuel, lama-lama bintil membesar menjadi tumor, yang menutupi wajah bocah tersebut.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 27 Des 2017, 10:30 WIB
Tumor seberat 4,5 kg di wajah Emanuel menutupi seluruh wajahnya. (Printscreen Miami Herald)

Liputan6.com, Miami, Florida Tumor besar yang ada di wajah Emanuel Zayas bermula dari munculnya bintil di sisi kiri hidungnya. Kondisi tersebut terjadi sekitar dua tahun yang lalu. Kemunculan bintil terjadi saat bocah laki-laki sedang mencapai masa pubertas.

Dalam beberapa bulan, menurut Noel Zayas, ayah Emanuel, bintil terus membesar sampai mencapai seukuran bola basket. Setelah mengalami pemeriksaan, tumor itu jinak dan tidak bersifat kanker.

Meski bergitu, tumor dapat mengancam tubuh Emanuel, yang dapat mematahkan leher dan membuat bocah itu seakan-akan tercekik. Emanuel, 14, pun harus berjuang untuk bernapas. Tumor seberat 4,5 kg menekan trakea (saluran pernapasan) sehingga membuat ia kesulitan bernapas.

Emanuel mengalami kekurangan gizi. Ini karena sulit baginya untuk makan dan menelan makanan, kata Dr Robert Marx, kepala bedah mulut di University of Miami Health System or UHealth, Miami, Florida.

"Ini mengancam kehidupannya karena bobot tumor yang sangat berat," kata Marx saat Emanuel dan orang tuanya mengadakan konferensi pers di Jackson Memorial Hospital, ditulis Miami Herald, Rabu (27/12/2017).

Marx dan tim ahli bedah akan mengoperasi untuk mengangkat tumor dari wajah Emanuel pada 12 Januari 2017 di Jackson’s Holtz Children’s Hospital. Jika operasi tidak dilakukan, maka tumor akan menyebabkan tulang leher Emanuel patah.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

 

Derita kelainan langka

Operasi tumor akan dilakukan pada Januari mendatang. (Printscreen Miami Herald)

Emanuel lahir di Kuba dengan kelainan langka, yang disebut displasia fibrosa polyostotic. Kelainan ini menyebabkan tubuhnya mengembangkan jaringan mirip parut, bukan tulang. Kelainan ini sering menyebabkan patah tulang juga kelainan bentuk lengan, tungkai dan tengkorak.

Noel Zayas mengatakan, Emanuel didiagnosis menderita kelainan itu pada usia 2 tahun saat tulang di pinggulnya mulai pecah. Ini menyebabkan kaki kirinya berubah bentuk saat ia tumbuh besar. Dokter di Kuba tidak akan mengambil risiko melakukan operasi pada tumor wajah Emanuel.

Keluarga Emanuel bersyukur, bocah laki-laki itu diterima baik di rumah sakit di Miami. Marx mengetahui kondisi Emanuel dari foto, yang diunggah misionaris. Seorang misionaris Amerika bertemu dengan Emanuel di Kuba dan meminta izin kepada orang tuanya untuk membantu mencarikan rumah sakit yang bersedia mengoperasi Emanuel.

Akhirnya, mereka terbang ke Miami dan tiba di sana tiga minggu lalu. Rencana operasi diperlukan empat ahli bedah untuk mengangkat tumor sambil. Kemudian merekonstruksi hidung Emanuel sehingga ia mudah bernapas. Tim bedah harus berhati-hati untuk menyingkirkan tumor agar tidak tumbuh lagi. Operasi akan memakan waktu sekitar 12 jam.

Setelah operasi, Emanuel akan membutuhkan lebih banyak operasi lagi untuk merekonstruksi pipi, rahang, dan bagian wajah lainnya. Ia juga akan mendapatkan gigi palsu.


Kondisinya akan membaik

Setelah operasi tumor, Emanuel diharapkan bisa bernapas dan makan dengan baik. (Printscreen Miami Herald)

Setelah dokter mengangkat tumornya, kondisi Emanuel akan membaik. Mata anak laki-laki itu berfungsi dengan baik. Tumornya menghalangi sebagian besar penglihatannya.

"Dia juga bisa bernafas dan makan dengan lebih baik," kata Marx.

Sang misionaris yang menolong Emanuel, Melvis Vizaino mengatakan, kehidupan Emanuel berubah dengan cepat karena tumornya. Emanuel berhenti sekolah saat duduk di kelas 3 SMP karena tumornya terus mmembesar.

Sebelum tumor membesar, Emanuel termasuk bocah yang suka bergaul. Ia sangat aktif dan suka bersosialisasi dengan teman-temannya. Melvis berharap, kehidupan Emanuel akan kembali normal setelah operasi.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya