Liputan6.com, Jakarta Keluhan masuk angin sudah menjadi hal yang umum dialami oleh sebagian besar masyarakat kita. Namun, sampai saat ini terminologi masuk angin dalam dunia kedokteran masih belum jelas, yang dikenal hanyalah sindroma dispepsi atau dispepsia (gangguan pencernaan).
Umumnya masyarakat Indonesia menyebut seseorang sedang mengalami masuk angin jika merasa perut kembung, mual, pusing, menggigil, batuk, hingga menyebabkan muntah. Jika keluhan tersebut yang dirasakan, maka penjelasan medis yang dapat dipakai adalah sindrom dispepsia.
Advertisement
Penyebab masuk angin pun beragam mulai dari kurang tidur, perubahan cuaca atau kehujanan. Mabuk perjalanan dan terkena terpaan udara malam yang dingin juga bisa menjadi pencetus masuk angin.
Kemudian masuk angin juga dapat disebabkan oleh kelelahan, seperti saat sedang travelling atau setelah jalan-jalan. Dikarenakan kurangnya waktu untuk tidur dan daya tubuh yang semakin menurun.
Penyebab lain yang tak disangka seseorang adalah salah makan. Salah makan ini berawal dari makan berlebihan. Sehingga menjadi mual, sakit perut hingga muntah-muntah.
Cara paling praktis dan pintar mengatasi masuk angin dan gejalanya adalah dengan minum Tolak Angin. Nah, Tolak Angin sendiri memiliki beberapa varian seperti Tolak Angin Flu, Tolak Angin Anak, Tolak Angin Bebas Gula, Tolak Angin Tablet, Permen Tolak Angin, Permen Tolak Angin Bebas Gula dan Tolak Angin Care, minyak angin aromatheraphy berbentuk roll on.
Tolak Angin dibuat dari 12 bahan herbal antara lain seperti jahe, daun mint, adas, kayu ules, daun cengkeh dan ditambah dengan madu yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Pada Tahun 1930 di Ketandan Yogyakarta, Ibu Rachmat Sulistyo untuk pertama kalinya meracik ramuan jamu godokan Tolak Angin untuk masuk angin dan resepnya sama dengan yang digunakan untuk produk-produk Tolak Angin yang ada hingga saat ini. Kemudian pada tahun 1940 Ibu Rachmat Sulistyo dibantu tiga karyawan, memulai usahanya menjual jamu godokan Tolak Angin.
Dengan pemilihan bahan berkualitas dan komposisi yang tepat, menjadikan jamu godokan Tolak Angin mulai dipercaya dan dikonsumsi masyarakat. Sebelas tahun berlalu, pabrik Sido Muncul didirikan di Semarang pada tahun 1951 dan Produk pertamanya adalah Jamu Tolak Angin dalam bentuk serbuk.
Sesuai dengan kemajuan teknologi, Tolak Angin terus dikembangkan hingga pada tahun 1992, diproduksi dalam bentuk cair yang lebih praktis dengan rasa yang enak.
Tahun 2002, Sido Muncul melakukan Uji Pra Klinis terhadap produk Tolak Angin antara lain Uji Toksisitas dan Uji Khasiat. Untuk Uji Toksisitas bekerjasama dengan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, hasilnya Tolak Angin aman diminum dalam jangka panjang (sesuai dosis yang dianjurkan). Sedangkan Uji Khasiat bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang hasilnya terbukti Tolak Angin dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Kalau masuk angin, orang pintar minum Tolak Angin.
Ingin tahu lebih lengkap khasiat dari Tolak Angin, kunjungi tautan ini.
(ADV)