Sandiaga Pastikan Stok Beras di Ibu Kota Cukup Hingga 2 Bulan

Saat ini stok beras di Pasar Induk mencapai 36 ribu ton.

oleh Septian Deny diperbarui 27 Des 2017, 12:49 WIB
Seorang kuli angkut menurunkan beras dari atas truk di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Senin (25/9). Pedagang beras Cipinang sudah menerapkan dan menyediakan beras medium dan beras premium sesuai harga eceran tertinggi (HET). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno memastikan pasokan beras untuk Ibu Kota dalam dua bulan ke depan masih mencukupi. Dengan demikian diharapkan tidak ada gejolak harga beras hingga memasuki musim panen di tahun depan.

Dia mengungkapkan, meski pun sebelumnya sempat ada kekhawatiran soal beras, khususnya jenis medium, namun dirinya memastikan pasokan komoditas tersebut masih mencukupi untuk dua bulan ke depan.

"Kita pastikan walaupun kemarin sempat ada kekhawatiran, bawah suplai aman. Stok aman menuju panen raya 1-2 bulan ini. Distribusi lancar walaupun ada cuaca ekstrim, kita pastikan distribusi lancar," ujar dia di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (27/12/2017).

Sementara itu, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo Adi mengatakan, saat ini stok beras di Pasar Induk mencapai 36 ribu ton. Dan pada hari ini ada pasokan yang masuk ke pasar tersebut sekitar 2.000 ton.

"Pasokan pagi ini 2.033 ton. Artinya baik. Kemudian stok Pasar Induk Beras Tjipinang total juga 36 ribu ton artinya kita bisa, ini sudah lewati Natal dengan baik. Insya Allah tahun baru juga baik. Kita sedang siapkan untuk Januari dan Februari sehingga nanti sampai dengan panen raya, kami akan pastikan bahwa Jakarta punya pasokan dan harga yang baik," kata dia.

Untuk mengantisipasi kebutuhan beras dalam dua bulan ke depan, lanjut Arief, pihaknya telah meminta Perum Bulog dan pengusaha lokal untuk menambah pasokan komoditas tersebut. Dalam waktu dekat akan ada pasokan 6.000 ton beras untuk kebutuhan di Ibu Kota.

"Jadi ke depan kita sudah minta lagi 6.000-6.500 ton. Berikutnya lagi yang komersial, akan dibantu lagi sekitar 4.500 ton, ini on going. Ke depan kita juga akan gelontorkan lagi," jelas dia.

Menurut Arief, beras-beras tersebut akan didatangkan dari wilayah Sulawesi. Hal ini mengingat wilayah tersebut tengah panen beras.

"Jadi saat ini panen beras yang baik adalah memang dari sulawesi, ya kita ambil.‎ Kalau beras memang tidak bisa mengandalkan 1-2 daerah. Jadi misalnya bergeser panen, panen Jawa Tengah, Jawa Timur, saat ini misalnya tunggu 1-2 bulan, kita ambil dari Morowali, dari Pinrang, dari Pare-Pare. Kita ambil semua. Saat ini beras paling banyak dari Sulawesi," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Minta Tambah Pasokan

Seorang kuli angkut memanggul beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Senin (25/9). Pedagang beras Cipinang sudah menerapkan dan menyediakan beras medium dan beras premium sesuai harga eceran tertinggi (HET). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pasar Induk Beras Cipinang mengalami kelangkaan beras medium. Akibatnya, pedagang harus mengandalkan beras operasi pasar dari Perum Bulog untuk memenuhi kebutuhan beras medium tersebut.‎

Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang, Zulkifly Rasyid, mengatakan kelangkaan beras medium terjadi sejak Oktober-November tahun ini. Padahal, biasanya pasokan beras medium ke pasar induk mencapai 2.000 ton per hari.

"Ini sudah sejak dua bulan lalu. Pasar di sini yang masuk (biasanya) sekitar 3.000 ton, 2.000 ton itu yang beras medium, 1.000 ton premium," ujar Rasyid di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (27/12/2017).

Dia mengungkapkan, selama dua bulan terakhir, pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang terpaksa mengandalkan beras dari operasi pasar yang dilakukan oleh Bulog. Namun, stok beras itu pun masih belum mencukupi.

"Beras medium tidak ada, kami tertolong beras operasi pasar. Yang jelas ada kekhawatiran kami untuk beras medium," kata dia.

Sementara itu, salah satu pedagang di Pasar Induk Beras Cipinang, Nellys, menyatakan beras yang digelontorkan oleh Perum Bulog sangat terbatas. Beras tersebut hanya mampu bertahan dalam empat hari saja.

"Ini harus segera disikapi, solusinya bagaimana, yang kosong medium itu. Itu (beras Bulog) untuk seminggu cuma bertahan empat-lima hari," tandas dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya