Ungkap Rencana Menyulap Blok G, Sandi Sebut Ada Lapangan Futsal

Blok G rencananya juga akan dijadikan sebagai tempat pemberhentian atau transit LRT.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 27 Des 2017, 16:19 WIB
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pedagang di Blok G, Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengaku gerah dengan kebijakan yang memperbolehkan tenda pedagang kaki lima didirikan di jalan. Selain membuat sepi pembeli, pedagang juga mengeluhkan ditutupnya arus lalu lintas yang menjadikan calon pembeli ogah ke Blok G.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, saat ini pihaknya tengah mencari solusi terkait sepinya pembeli di Blok G. Selain menutup peluang pedagang yang mau membuka tenda di jalan lagi, pihaknya juga akan kembali membangun kawasan Blok G.

"Kita lagi cari intervensinya secara temporer, karena Blok G itu sendiri akan dibangun kembali secara masif," kata Sandi di Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (27/12/2017).

Sandi melanjutkan, rencananya Blok G akan jadi tempat pemberhentian atau transit LRT.

Selain itu, pihaknya juga berencana menghidupkan Blok G dengan membuka arena olahraga. Dari situ diharapkan mampu menyedot minat calon pembeli.

"Mungkin jadi tempat pemberhentian dari LRT, dalam sarana yang terintegrasi jadi untuk sementara apakah bisa jadi olahraga, futsal atau coworking space bisa cepat diadakan, sehingga kembali traffic-nya ke Blok G. Ini pemikiran yang sekarang lagi berkembang," ucap dia.


Tak Sesuai Harapan

Sejumlah toko dan kios tutup di Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (23/12). PD Pasar Jaya berencana merobohkan bangunan Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sandi mengakui memang Blok G sepi pembeli. Menurut dia, hal itu lantaran Blok G tidak lagi terintegrasi dengan jalur transportasi.

Apalagi warga atau calon pembeli dirasa lebih suka berbelanja di bawah kawasan Tanah Abang.

"Dari awal sudah sepi, karena memang itu enggak terintegrasi dengan traffic-nya gitu. Karena berdiri sendiri (Blok G), lama-kelamaan akan turun sendirinya secara natural karena memang pasarnya itu ada di bawah," dia memungkasi.


Jerit Pedagang Blok G

Suasana aktivitas di Jalan Jati Baru Raya, Jakarta, Jumat (22/12). Terkait penataan PKL, Pemprov DKI Jakarta mulai menutup sepanjang jalan di depan Stasiun Tanah Abang pukul 08.00-18.00 WIB. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) yang semakin banyak membuat omzet pedagang di Blok G Tanah Abang menurun. Akhirnya, demi menggaet pembeli lebih banyak, ada pedagang yang memilih berjualan di jalan.

Pedagang bernama Yendri salah satunya. Sebelumnya, ia sempat berjualan di Pasar Tanah Abang Blok G, tapi karena pendapatannya menurun, ia memilih untuk menjadi PKL.

"Saya sengsara hidup di Blok G, akhirnya saya ke sini," tutur dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (23/12/2017).

Hal yang sama juga dialami oleh Gunawan. Pria 47 tahun itu bercerita tadinya merupakan eks pedagang kaki lima.

 

 


Kembali ke Trotoar

Sejumlah pedagang kaki lima berjualan diatas trotoar di Jalan Kebon Jati, Tanah abang, Sabtu (23/12). Banyaknya PKL yang berjualan di trotoar membuat sulit para pejalan kaki yang melintas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia menyayangkan kebijakan baru yang diterapkan pemerintah. Dia menuturkan, apabila penutupan jalan ini terus membuat pendapatannya menurun, ia tak segan kembali berjualan di Jalan Jatibaru Raya depan Stasiun Tanah Abang.

"Dulu enggak boleh jualan di sana, makanya saya pindah ke sini. Kalau sekarang diperbolehkan, ya saya juga mau turun lagi," kata dia.

Penurunan omzet yang dirasakan oleh pedagang Blok G cukup besar. Salah seorang pedagang bernama Ita menuturkan, omzet pendapatannya terjun bebas dalam beberapa hari belakangan. Padahal, ia masih membutuhkan uang untuk menutup biaya operasional, seperti retribusi dan listrik.

"Sepi banget. Saya empat hari enggak dapet omzet. Hari ini aja baru tiga orang yang beli," tutur Ita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya