Liputan6.com, Medan - Anda yang sedang menghabiskan waktu libur di Danau Toba atau yang sedang merencanakan berlibur ke Danau Toba, Sumatera Utara, Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC) bisa menjadi salah satu tempat yang bisa Anda kunjungi.
Berada kurang lebih 15 menit dari Kota Parapat, tepatnya berada di Jalan Siantar-Parapat Kilometer 35 Aek Nauli, ANECC adalah lokasi wisata baru yang mengajak Anda untuk berlibur sambil belajar mengenal hewan berbelalai panjang itu.
Ada empat gajah dari luar Simalungun yang saat ini ada di Aek Nauli Elephant Conservation Camp tersebut.
Baca Juga
Advertisement
"Yang paling besar dan tua namanya Siti Zubaidah yang merupakan gajah betina yang berumur 37 tahun asal Palembang. Lalu, ada gajah jantan berusia 11 tahun yang bernama Luis Vigo yang berasal dari Sikampak," kata Kepala Bidang Wilayah 2 KSDA, Seno Pramudita, Selasa, 26 Desember 2017.
Gajah ketiga adalah gajah betina berusia 30 tahun asal Sosa yang bernama Vini Alvionita. Terakhir berasal dari Palembang, yaitu gajah betina berusia 36 tahun bernama Ester Juwita.
Seno menjelaskan, di Aek Nauli Elephant Conservation Camp, pengunjung bisa berinteraksi dengan keempat gajah tersebut seperti bisa berfoto bersama, memberi makan, hingga melihat gajah-gajah tersebut mandi.
"Aek Nauli Elephant Conservation Camp resmi dibuka pada tanggal 7 Desember lalu, dan saat ini belum dikenakan biaya retribusi," ujarnya.
Arahan Jokowi
Aek Nauli Elephant Conservation Camp merupakan tempat yang dibangun untuk menjadi alternatif wisata. Kehadiran Aek Nauli Elephant Conservation Camp sesuai dengan arahan Presiden Jokowi agar Danau Toba menjadi wisata nasional.
"Aek Nauli Elephant Conservation Camp merupakan kolaborasi antara Balai Besar KSDA Sumatera Utara dengan Balai Litbang LHK Aek Nauli Vesswic dan baru diresmikan pada tanggal 7 Desember lalu," ucap Seno.
Dengan keberadaan Aek Nauli Elephant Conservation Camp, wisatawan yang berkunjung ke Danau Toba tidak hanya bisa menikmati keindahan danau saja, tetapi juga bisa mengunjungi lokasi lain.
Seno menyebut, Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC) dibuat bukan untuk mengeksploitasi gajah, tetapi bertujuan untuk konservasi. Selain ANECC, pengelola juga memiliki Pusat Latihan Gajah (PLG) yang berlokasi di Labuhan Batu Selatan.
"Di sana total ada 18 ekor gajah dan populasinya sudah banyak, sehingga dibukalah Aek Nauli Elephant Conservation Camp ini," katanya.
Advertisement
Mendekatkan Manusia dengan Gajah
Seno mengatakan, tujuan utama hadirnya Aek Nauli Elephant Conservation Camp untuk konservasi gajah. Ia berharap ke depan, gajah di Sumut bisa semakin berkembang biak dengan baik.
"Hadirnya Aek Nauli Elephant Conservation Camp ke depannya diharapkan tak hanya sekadar pengunjung datang dan melihat gajah, tetapi juga bisa mendapatkan edukasi dan informasi tentang bagaimana kehidupan gajah, bagaimana jenis pakan gajah dan lainnya," tuturnya.
Adanya Aek Nauli Elephant Conservation Camp juga diharapkan membuat masyarakat semakin memahami pemanfaatan konservasi gajah tersebut. Dengan begitu, manusia semakin paham bahwa hewan yang hampir punah tersebut wajib dilindungi.
Aek Nauli Elephant Conservation Camp memiliki luas 285 hektare, tapi saat ini lahan yang dipakai masih 30 hingga 40 hektare. Lahan yang banyak dipakai kebanyakan masih untuk pakan.
"Ada lima mahout atau asisten gajah yang ada di Aek Nauli Elephant Conservation Camp yang bertugas untuk merawat gajah-gajah," ujar Seno.
Saksikan video pilihan berikut ini: