Liputan6.com, Seoul - Sejumlah pembelot yang pernah tinggal dekat dengan lokasi tes nuklir Korea Utara menunjukkan gejala berpotensi terpapar radiasi. Kata tim ilmuwan pemerintah Korea Selatan yang memeriksa para pembelot tersebut.
Para pembelot itu berasal dari Kilju, sebuah distrik dekat dengan Punggye-ri Nucleaer Tes Site, Korea Utara. Di lokasi itu selama bertahun-tahun, rezim Kim Jong-un telah melaksanakan seluruh uji coba nuklirnya -- yang sebagian besar dilakukan di bawah tanah.
Ilmuwan Korea Selatan mulai melakukan riset kesehatan kepada para pembelot asal Kilju itu pada Oktober 2017, satu bulan usai Kim Jong-un mengklaim sukses menggelar tes bom termonuklir (bom hidrogen) di Punggye-ri.
Baca Juga
Advertisement
Periset mengatakan bahwa beberapa pembelot itu menunjukkan gejala berpotensi terpapar radiasi. Namun, periset belum mampu merilis simpulan akhir yang lebih definitif, mengingat minimnya data yang digunakan. Demikian seperti dilansir The New York Times, Rabu (27/12/2017).
Riset yang dilakukan oleh pemerintah Korsel itu menganalisis 30 subjek penelitian yang seluruhnya merupakan pembelot dari Kilju, Korea Utara. Para subjek merupakan bagian dari 114 pengungsi Kilju yang telah membelot ke Korea Selatan sejak 2006 hingga 2016.
Berdasarkan uji kromosom, ada 4 dari 30 pembelot yang berpotensi telah terpapar radiasi. Sementara itu, subjek penelitian sisanya tak menunjukkan tanda-tanda tersebut.
Namun, temuan jejak radiasi pada keempat subjek penelitian itu sulit untuk dijadikan bukti komprehensif guna menyebut mereka sebagai 'korban murni dampak dari aktivitas lokasi tes nuklir Punggye-ri'.
Ilmuwan mengira, jejak radiasi itu mungkin dapat dipicu oleh faktor lain di samping Punggye-ri, seperti misalnya; rokok atau usia.
Namun, periset masih membutuhkan sampel lain yang lebih lengkap dan banyak, agar peneliti mampu menunjukkan hasil yang lebih komprehensif serta lebih mendalam.
Seperti dikutip dari Inquirer, proyek tes kesehatan yang dilakukan oleh Korea Selatan terhadap para pembelot Korea Utara akan digelar secara rutin ke depannya.
Riset-riset serupa terhadap para pembelot Korea Utara juga akan terus dilakukan secara berkala, kata Kementerian Unifikasi Korea, lembaga negara yang dikelola oleh pemerintahan Korea Selatan.
Korea Utara Klaim Sukses Uji Coba Bom Hidrogen
Korea Utara mengumumkan kesuksesannya dalam melakukan uji coba bom hidrogen pada Minggu 3 September waktu setempat. Hal tersebut disampaikan oleh media pemerintah negara Korut.
"Korea Utara sukses melakukan uji coba sebuah bom hidrogen pada rudal balistik antarbenua (ICBM)," demikian pengumuman yang disampaikan pembaca berita veteran Ri Chun-hee seperti dilansir CNN pada Minggu 3 September 2017.
Sebelumnya, pejabat Jepang dan Korea Selatan telah lebih dulu mengungkapkan hal tesebut setelah otoritas terkait mendeteksi gempa buatan yang terjadi di dekat situs uji coba nuklir Korut.
Ini merupakan uji coba nuklir keenam Korut dan yang pertama sejak Donald Trump dilantik. Peristiwa ini dinilai akan meningkatkan ketegangan yang saat ini sudah tinggi antara pemerintah AS dan rezim Korut.
Seperti dilansir The Washington Post, Survei Geologi AS mengatakan, pihaknya mencatat gempa berskala 6,3 skala Richter terjadi pada hari Minggu waktu setempat di dekat lokasi uji coba nuklir Korut di Punggye-ri. Getaran lindu terasa hingga utara China dan sirene darurat dilaporkan berbunyi di Yanji, dekat perbatasan Korut.
Pihak berwenang Korea Selatan mengungkapkan bahwa gempa tersebut merupakan guncangan buatan, mirip dengan ciri uji coba nuklir. Sementara itu, pihak Kementerian Luar Negeri Jepang sejak awal telah menyimpulkan bahwa Korut memang melakukan uji coba nuklir.
Advertisement