Jokowi Minta Dana Abadi Pendidikan Digunakan untuk Beasiswa

Jokowi meminta agar pengelolaan dana abadi pendidikan dilakukan secara produktif, terukur, serta pemanfaatannya dikelola secara jelas.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 27 Des 2017, 21:02 WIB
Presiden Joko Widodo memberikan paparan saat sarasehan 100 ekonom Indonesia di Jakarta, Senin (12/12). Jokowi juga mengungkapkan pencapaian peringkat realisasi penerimaan dari PPN dalam negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut bahwa dana abadi di bidang pendidikan hingga saat ini telah mencapai Rp 31 triliun. Jumlah ini diprediksi akan semakin meningkat di tahun 2019.

Jokowi ingin adanya persiapan yang matang dalam mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) guna menjadikan Indonesia sebagai negara yang maju dan mampu berkompetisi dengan negara lainnya di dunia.

"Ini bisa menjadi sebuah jembatan untuk memperbaiki kualitas SDM Indonesia hari ini dan di masa-masa ke depan,‎" ujar Jokowi saat memberikan sambutan dalam rapat terbatas (Ratas) Tindak Lanjut Program Dana Abadi Pendidikan di Istana Bogor Jawa Barat, Rabu (27/12/2017).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga meminta agar pengelolaan dana abadi pendidikan dilakukan secara produktif, terukur, serta pemanfaatannya dikelola secara jelas.

Dia berharap, dana pendidikan tersebut dapat digunakan secara tepat sasaran untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia.

‎"Dimulai dari proses rekrutmen para penerima beasiswa yang harus mencerminkan masyarakat Indonesia yang majemuk yang menjaring putra-putra terbaik dari seluruh pelosok Tanah Air," kata Jokowi.

 


Sesuaikan Dengan Kebutuhan

Presiden RI, Joko Widodo memberi hormat saat memimpin upacara Peringatan Hari Pahlawan 2017 di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta, Jumat (10/11). (Liputan6.com/Pool)

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga berharap pemberian beasiswa yang menggunakan dana abadi pendidikan mencerminkan kebutuhan Indonesia pada saat ini dan di masa mendatang.

"Dari segi bidang studi yang akan ditekuni dan dipelajari juga harus mencerminkan kebutuhan Indonesia hari ini dan hari yang akan datang. Jangan asal mengirim ke luar negeri. Harus ada pemetaan di bidang-bidang strategis apa yang kita sekarang ini tertinggal," terang dia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya