Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia naik ke level tertinggi dalam satu bulan pada hari ini. Pasar saham ini juga berada di jalur untuk kinerja tahunan terbaik sejak 2009.
Melansir laman Reuters, Kamis (28/12/2017), indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen menjadi 563,86 poin, level tertinggi terakhir diraih pada akhir November. Pasar telah meroket 32 persen sepanjang tahun ini.
Advertisement
Sementara indeks ekuitas dunia, yang melacak saham di 47 negara, juga bertahan di rekor tertinggi. Indeks telah melonjak 21,5 persen tahun ini.Perdagangan saham tak terlampau banyak karena momen libur.
Sementara harga tembaga yang tampak menonjol, melonjak untuk sesi kesembilan berturut-turut pada hari Rabu ke tingkat yang tidak terlihat sejak awal 2014. Hal ini diprediksi seiring kenaikan permintaan dari konsumen papan atas China.
Harga logam, yang dianggap sebagai barometer untuk pertumbuhan global dan digunakan secara luas, meningkat 30 persen dalam tahun ini.
Harga emas juga tercatat naik. Harganya berada pada puncak tertinggi dalam empat minggu mencapai US$ 1.289,5 per ounce. Kekuatan logam mendorong mata uang negara pengekspor komoditi.
Seperti Dolar Australia yang menguat dekati level tertinggi lebih dari dua bulan. Kemudian Dolar Kanada berada pada posisi terkuat dalam tiga minggu.
Namun berbeda dengan Dolar, greenback tergelincir terhadap yen. Sementara indeks dolar merosot ke level terendah dalam tiga minggu karena imbal hasil obligasi AS merosot dari level tertinggi terakhirnya.
Sementara Harga minyak mentah dunia merosot pada hari ini usai melaju mendekati level tertinggi dalam 2,6 tahun, akibat masalah pasokan di Libya dan Laut Utara.
Harga minyak mentah Brent berada di level US$ 66,44 per barel, turun 0,9 persen, atau 58 sen.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) di posisi US$ 59,64 per barel, turun 33 sen atau 0,6 persen.