Sindir Donald Trump, Obama: Presiden Harus Tahu Diri Main Medsos

Dalam pidatonya belum lama ini, Obama menyinggung pemimpin dunia sedianya harus bisa menggunakan medsos sebijaksana mungkin.

oleh Jeko I. R. diperbarui 28 Des 2017, 12:00 WIB
Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) atau Presiden Amerika ke-44 Barack Obama kembali datang ke Bali.

Liputan6.com, Toronto - Meski pernyataan secara langsung tidak ditujukan bagi Presiden AS ke-45, Obama berkata bahwa media sosial (medsos) menjadi cerminan penting bagi seorang presiden.

Ia bahkan meminta kepada semua pemimpin di dunia agar tahu diri menggunakan medsos, apalagi jika disalahgunakan untuk memecah belah warganet.

Dalam wawancaranya dengan BBC yang diwakili Pangeran Inggris Harry, Obama menekankan bahwa media sosial bisa membawa perpecahan bagi masyarakat jika tidak dapat dikontrol dengan baik.

"Penting bagi kita semua--khususnya para pemimpin--untuk mencari cara bagaimana kita bisa menciptakan ruang publik di medsos," ujar Obama dalam wawancara bertajuk "BBC Radio 4" ini.

"Salah satu bahaya yang kita dapat dari medsos adalah, orang-orang bisa terpecah belah karena memiliki realitas yang berbeda. Mereka bisa 'dibungkus' dengan informasi yang memaksa mereka untuk tidak sependapat dengan yang lain," lanjut suami Michelle Obama tersebut.

Warganet mendadak sontak berpikir Obama pasti memang menujukan pernyataan ini untuk Donald Trump, meski pernyataan tersebut tidak langsung ditujukan untuknya.

Namun, wajar saja jika Obama berpendapat demikian, mengingat tim kepresidenan dan kampanye Trump saat ini menggunakan media sosial--khususnya Twitter--secara terang-terangan, salah satunya untuk berkampanye.


Tantangan Menggunakan Medsos

Foto dok. Liputan6.com

Untuk diketahui, ini adalah wawancara pertama yang dilakukan Obama sejak ia menyelesaikan masa jabatan Presiden AS selama dua periode berturut-turut.

Wawancara berlangsung di Toronto, Kanada, saat September 2017 di sela-sela acara Invicturs Games, turnamen yang diadakan Pangeran Harry bagi para mantan tentara yang terluka saat perang.

Obama pun menekankan, situasi inilah yang menjadi tantangan bagi para pemimpin negara untuk menggunakan medsos. Dengan demikian, ia ingin semua (pemimpin negara) bisa memanfaatkan medsos sebagaimana mestinya, bukan untuk memecah belah pemikiran warganet.

"Intinya, bagaimana kita bisa memanfaatkan medsos dengan menyeragamkan 'suara', mengizinkan keberagaman pandangan, tetapi tidak mengarah ke masyarakat yang terpecah belah," pungkas Obama.


Obama Sempat Tegur Bos Facebook

Sebelumnya, Obama sempat membicarakan bahaya mengenai kabar palsu atau hoax yang menyebar melalui Facebook kepada sang CEO Mark Zuckerberg.

Dalam laporan baru-baru ini, Obama menyebut kabar palsu itu mengancam kesalahan informasi politik yang serius. Menurut salah seorang sumber, ia mengingatkan Facebook agar lebih serius menangani masalah ini agar tak semakin buruk di pemilu selanjutnya.

Faktanya, peringatan Obama ternyata sudah diutarakan sejak lama, lebih tepatnya sembilan hari setelah Zuckerberg menyanggah Facebook berperan dalam kemenangan Donald Trump karena menjadi sarana penyebaran hoax.

Saat pembicaraan itu berlangsung, Zuckerberg mengakui memang ada masalah dengan berita palsu yang beredar di platform-nya. Akan tetapi, solusi untuk mengatasi masalah tersebut tak mudah dilakukan.

(Jek/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya