Tahun Depan, Pemasok Otomotif Wajib Ubah Peta Bisnis

Adanya perkembangan tren, yaitu Shared Mobility, Autonomous Driving, Digitalisasi dan Elektrifikasi, pemasok komponen otomotif ubah bisnis.

oleh Arief Aszhari diperbarui 28 Des 2017, 11:48 WIB
Pekerja merakit komponen mobil di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Jakarta, Senin (9/5). Pemerintah menetapkan industri kendaraan bermotor (KBM) sebagai prioritas untuk membangkitkan industri otomotif Nasional (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Industri pemasok otomotif secara global saat ini masih tetap meningkat. Namun, adanya empat perkembangan tren, yaitu Shared Mobility, Autonomous Driving, Digitalisasi dan Elektrifikasi, pemimpin perusahaan pemasok sudah saatnya mengubah model bisnisnya.

Berdasarkan Global Automotive Supplier Study 2018, oleh Roland Berger dan Lazard, pendapatan global pemasok otomotif meningkat tiga persen. Namun, dengan adanya empat tren tersebut, tetap terlihat adanya perlambatan pertumbuhan.

Sementara itu, pertumbuhan global akan melambat di beberapa daerah, dengan produksi kendaraan ringan di Amerika Utara diperkirakan menyusut tiga persen menjadi 17,4 juta unit pada 2017.

Foto dok. Liputan6.com

"Secara umum, sentimen positif tercermin dalam tingkat penilaian pemasok yang masih dapat diperdagangkan di atas rata-rata jangka panjang mereka," kata Christof Söndermann, Direktur di Lazard. "Tapi empat megatrend di industri otomotif , enyebabkan distrupsi di semua domain pemasok," tambahnya.

Foto dok. Liputan6.com

Dengan adanya empat tren di industri otomotif tersebut, perubahan model bisnis memang tidak bisa terbantahkan lagi.


Perusahaan Pemasok Komponen Indonesia

Mesin cetak komponen otomotif asal Taiwan (Foto:Istimewa)

Berdasarkan hal tersebut, pemasok otomotif memang perlu mempersiapkan lima perubahan yang muncul, yaitu perlambatan pertumbuhan, perubahan teknologi yang cepat, perangkat lunak sebagai pembeda utama, komodifikasi perangkat keras, dan tekanan pada valuasi untuk pemasok komoditi.

"Pergeseran teknologi mengharuskan pemasok untuk berinvestasi secara substansial, baik terhadap teknologi lama maupun baru secara bersamaan karena keuntungan dari investasi teknologi baru tidak menentu," tambah Martin Tonko, Presiden Direktur Roland Berger di Indonesia.

"Tingkat margin dan valuasi di bidang komoditi akan ditekan, namun pada saat yang sama, elektrifikasi dan digitalisasi menjadi pilihan monetisasi yang baru," tegasnya.

Untuk para pemasok otomotif di Indonesia sendiri, harus melalukan investasi lebih banyak daripada di Asia Tenggara. Pasalnya, para pemasok otomotif Tanah Air, harus mulai dari teknologi yang lebih rendah, dan harus mengikuti pesaing eksternal.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya