Liputan6.com, Jakarta Makanan praktis dan penuh gizi yang mudah diolah jadi apa saja, antara lain telur ceplok, dadar, omellete, atau rebus. Namun, mengapa masih banyak orang tua yang takut memberikan telur pada anak?
Satu butir telur per hari selama enam bulan akan meningkatkan perkembangan fungsi otak pada bayi, menurut sebuah penelitian.
Advertisement
Telur mengandung nutrisi choline dan DHA, di mana keduanya sangat terlibat pada kesehatan otak, seperti yang dilansir Daily Mail, Kamis (28/12/2017).
Selain itu, telur memegang peranan penting dalam masa pertumbuhan anak. Penelitian sebelumnya menyebutkan, asupan telur pada bayi dapat mencegah stunting (tinggi yang tak ideal dari anak seusianya).
Penulis utama Lora Iannotti dari Brown School di Washington University, mengatakan, seperti susu atau biji, telur dirancang untuk mendukung pertumbuhan awal dan perkembangan organisme. Hal ini karena telur merupakan makanan padat dan penuh nutrisi.
Selanjutnya
Telur menyediakan asam lemak esensial, protein, kolin, vitamin A dan B12, selenium, serta nutrisi penting lainnya pada tingkat di atas atau setara dengan produk makanan hewani lainnya, tapi harganya relatif lebih terjangkau.
Fakta menarik tentang telur ini diperoleh dari penelitian yang dilakukan pada 163 bayi usia 6-9 bulan pada tahun 2015.
Selanjutnya, 80 bayi diberi asupan satu butir telur per hari selama enam bulan, sedangkan sisanya sama sekali tidak diberikan telur.
Tingkat vitamin dan mineral nantinya akan dinilai melalui tes darah.
Setelah enam bulan, hasilnya menunjukkan perbedaan yang begitu signifikan. Bayi yang diberikan asupan telur memiliki kadar kolin dan DHA secara signifikan lebih tinggi, asam lemak omega-3, yang keduanya berperan penting dalam perkembangan dan fungsi otak.
Advertisement