Duel Maut Buaya dan Manusia Saat Azan Subuh Berkumandang

Ini serangan buaya yang kedua dalam sebulan terakhir di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Des 2017, 04:00 WIB
Ilustrasi Foto Buaya (iStockphoto)

Liputan6.com, Sampit - Serangan buaya kembali terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah (Kalteng). Basuni (50), warga Desa Sungai Paring, Kecamatan Cempaga, terluka tangannya lantaran digigit reptil amfibi tersebut saat beraktivitas di sungai, Kamis dini hari, 28 Desember 2017.

"Dia diserang saat mengambil air wudu di sungai untuk salat Subuh. Untungnya masih bisa menyelamatkan diri, tapi luka di tangan kanan," ucap Rusli, warga Sungai Paring, Kamis, 28 Desember 2017, dilansir Antara.

Basuni yang merupakan warga RT 08 itu mengambil air wudu di sungai sekitar pukul 04.00 WIB atau saat azan subuh berkumandang. Tanpa diduga, buaya muncul dari dalam air dan langsung menggigit tangan kanan Basuni.

Basuni yang tercebur ke sungai, berusaha keras melepaskan diri dari gigitan atau serangan buaya. Upayanya berhasil dan gigitan buaya terlepas, ia kemudian berenang naik ke atas lanting atau dermaga.

Warga yang mendengar teriakan Basuni, langsung berdatangan dan menyelamatkannya. Basuni dibawa ke puskesmas dan mendapatkan beberapa jahitan di tangannya.

Serangan buaya itu membuat kaget penduduk desa setempat. Kini, warga waswas beraktivitas di Sungai Cempaga karena takut disambar buaya.

 

 

 


Polisi Patroli Sisir Sungai

Ilustrasi Foto Buaya (iStockphoto)

Usai kejadian, pagi harinya Polsek Cempaga langsung melakukan penyuluhan berkeliling desa. Polisi berkeliling menggunakan sepeda motor menyisir perkampungan di pinggir Sungai Cempaga. 

Polisi mengimbau masyarakat lebih waspada saat beraktivitas sungai. Sebab, sudah terjadi serangan buaya yang mengakibatkan luka di tangan warga.

"Perhatikan anak-anak Anda, keluarga Anda agar tidak beraktivitas di bibir sungai tanpa ada pengawasan dari orangtuanya atau keluarganya," terang Bripka Budi Hartono saat melakukan sosialisasi menggunakan sepeda motor.

Sementara itu, Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalteng Pos Jaga Sampit, Muriansyah, mengaku sudah mendapat informasi kejadian itu. Dia mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspaan saat beraktivitas di sungai.

"Kami akan memeriksa di lokasi sekaligus mengimbau masyarakat untuk lebih waspada," kata Muriansyah.


Jurus Jari Sakti Emak-Emak Saat Diserang Buaya Pemangsa

Tidak hanya Indonesia saja yang punya tradisi nikah aneh, ternyata Meksiko juga punya. Bahkan mereka menikah dengan buaya. (iStockphoto)

Sebelumnya, seorang ibu yang sibuk mencuci di Sungai Mentara, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, diserang buaya. Ia berhasil selamat setelah mengeluarkan jurus "jari sakti".

Dia menusukkan jari tangannya ke mata hewan berdarah dingin tersebut. Meski begitu, korban mengalami luka di kaki kanan setelah sempat digigit buaya.

"(Korban) sudah diberi pertolongan. Kami mengimbau masyarakat lebih waspada saat beraktivitas di sungai," kata Kapolsek Jaya Karya Ipda Hamdan Samudro di Sampit, Senin, 18 Januari 2017, dilansir Antara.

Korban sambaran buaya tersebut adalah Rusmini (31), warga Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Korban disambar buaya saat mencuci pakaian di sungai pada Minggu malam, 17 Desember 2017, sekitar pukul 19.00 WIB.

Saat itu, korban sedang menyelesaikan cucian. Tanpa diduga, kaki kanan korban yang sedang menjuntai ke air disambar buaya. Saat itu, sebagian tubuh korban masih di atas lanting terapung, sehingga sempat berpegangan.

Saat suasana panik, korban refleks menusuk mata buaya menggunakan jarinya. Tindakan itu ternyata berhasil dan buaya yang kesakitan akhirnya melepaskan gigitannya. Korban yang berhasil selamat kemudian meminta pertolongan warga sekitar.


Warga Makin Waswas

Ilustrasi Foto Buaya (iStockphoto)

Serangan buaya ganas yang dialami Rusmini langsung membuat gempar warga setempat. Kejadian ini membuat masyarakat makin waswas beraktivitas di sungai.

Sementara itu, Komandan Pos Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah di Sampit, Muriansyah mengaku sudah mendapat informasi kejadian itu. Dia mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan karena intensitas konflik buaya dengan manusia makin meningkat.

"Kebetulan saat ini saya sedang berada di Kupang, Nusa Tenggara Timur, dalam rangka belajar masalah penanganan konflik buaya dengan manusia. Mudah-mudahan nanti bisa kita terapkan di Kotawaringin Timur," kata Muriansyah.

Serangan buaya terhadap warga sudah banyak memakan korban. Insiden buaya menerkam manusia di kawasan itu pernah terjadi di Kecamatan Pulau Hanaut, Teluk Sampit, Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara dan Seranau.

Sebagian besar korbannya meninggal dunia. Bahkan, ada beberapa korban yang jasadnya tidak pernah ditemukan lagi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya