Jangan Ditiru, Turis Asal Rusia Nekat Naik ke Puncak Gunung Agung

Ia mengaku tak tahu jika naik ke puncak Gunung Agung berbahaya. Namun, ia mengambil sejumlah foto dan video aktivitas vulkanik Gunung Agung.

oleh Anri SyaifulDewi DiviantaLiputan6.com diperbarui 28 Des 2017, 21:00 WIB
Turis Rusia nekat naik ke puncak Gunung Agung (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Denpasar - Aksi tak patut ditiru dilakukan oleh Evgnil Cklippikov, turis asal Rusia. Pria 36 tahun itu nekat naik ke puncak kawah Gunung Agung. Padahal, gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu dalam fase erupsi. Bahkan, pagi tadi sekitar pukul 04.55 Wita, gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali, itu erupsi menyemburkan abu setinggi satu kilometer.

Ternyata, minimnya informasi zona bahaya Gunung Agung menjadi penyebab turis itu bisa sampai ke puncak kawah gunung api tersebut. Bahkan, ia mengambil video dan foto-foto erupsi Gunung Agung.

Kapolres Karangasem AKBP I Wayan Gede Ardana menjelaskan, aksi membahayakan Evgnil itu karena ketidaktahuannya megenai aktivitas Gunung Agung. "Sudah diinterogasi. Dia mengaku tak tahu kalau itu berbahaya," ucap Ardana, saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (28/12/2017).

Evgnil naik ke puncak Gunung Agung melalui Pura Pasar Agung, Kamis, sekitar pukul 02.20 Wita. Ia berada di puncak Gunung Agung sekitar 1,5 jam. Ia memotret kawah gunung yang terus terisi dengan lava tersebut. Kamis siang tadi sekitar pukul 11.48 Wita, ia tiba di Dusun Sogra, Desa Sebudi, Selat (Pura Pasar Agung).

"Kondisinya baik-baik saja. Sekarang lokasi pendakian yang dilalui oleh yang bersangkutan telah diportal agar tak ada lagi yang naik ke atas," ujarnya.

Kapolres menegaskan, radius 8-10 kilometer dari puncak Gunung Agung merupakan zona bahaya yang rawan untuk dikunjungi. Ia meminta semua pihak menaati rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

"Taatilah rekomendaai PVMBG, taati rekomendasi pemerintah untuk keselamatan pribadi masing-masing," pintanya.

 


SAR Ingatkan Wisatawan Tidak Mendaki Gunung Agung

Wisatawan asal Rusia, Evgnil Cklippikov (36), mengunggah video rekaman aktivitas vulkanik di kawah Gunung Agung di media sosial. (Screenshot: Istimewa/Facebook)

Tak hanya Polres Karangasem, Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Denpasar, Bali, pun mengingatkan masyarakat dan wisatawan untuk tidak mendaki Gunung Agung. Sebab, aktivitas vulkaniknya masih tinggi dengan status Awas atau Level IV.

"Wisatawan dan masyarakat agar mematuhi rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk tidak beraktivitas dalam radius 8-10 kilometer dari kawah Gunung Agung," ucap Kepala SAR Denpasar, Ketut Gede Ardana, di Denpasar, Kamis (28/12/2017), dilansir Antara.

SAR Denpasar pun menyayangkan masih saja ada wisatawan yang nekat mendaki gunung api tersebut seperti yang dilakukan wisatawan dari Rusia, Evgnil Cklippikov (36).

Menurut Ardana, SAR Denpasar mengerahkan sejumlah personel dari Pos Aju di Selat, Karangasem, untuk mengevakuasi wisatawan itu setelah mendapatkan laporan. Namun, belum sempat dievakuasi, Evgnil telah turun dari puncak gunung dan tiba di Pura Pasar Agung sekitar pukul 11.50 Wita.

Wisatawan asal Rusia, Evgnil Cklippikov (36), mengunggah video rekaman aktivitas vulkanik di kawah Gunung Agung di media sosial. (Screenshot: Istimewa/Facebook)

Turis Rusia itu kemudian dibawa ke Posko Pasebaya untuk dimintai keterangan. Ardana menjelaskan, turis Rusia itu mengaku mendaki gunung sekitar pukul 02.00 Wita pada Kamis (28/12/2017) melalui Pura Pasar Agung di Dusun Yeh Kori, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Bali.

Ketika berada di puncak, Evgnil yang mengenakan kaus lengan panjang berwarna biru itu sempat mendokumentasikan situasi kawah sekitar pukul 06.00 Wita. Dari video berdurasi sekitar dua menit itu, terlihat kawah Gunung Agung yang mengeluarkan asap dengan api yang berkobar di tengah kawah yang berbentuk seperti kubah.

Selain Evgnil, masyarakat juga melaporkan adanya dua wisatawan asing yang mendaki gunung, yakni Vorobiel (28) dari Ukraina dan Slisans (41) dari Latvia.

Keduanya ditemukan masyarakat telah turun usai mendaki sekitar pukul 15.00 Wita di Pura Pasar Agung, Dusun Yeh Kori, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem.

PVMBG mencatat pengamatan enam jam sekali, yakni periode pukul 12.00-18.00 Wita, Gunung Agung mengeluarkan asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi sekitar 500 meter di atas puncak kawah. PVMBG juga mencatat adanya empat kali embusan dan satu kali gempa vulkanik dangkal.


Warga Nekat Naik ke Puncak Gunung Agung, PVMBG Bereaksi

Seorang warga dengan akun Ikomang Giri di Facebook mengunggah video kawah Gunung Agung, pada Rabu, 13 Desember 2017. (Screenshot: Istimewa/Facebook/akun Ikomang Giri)

Sebelumnya, aksi nekat dilakukan oleh sejumlah warga. Mereka nekat naik ke puncak Gunung Agung meski aktivitasnya masih tinggi. Entah apa yang mereka cari? Yang pasti, akun IKomang Giri di Facebook mengunggah video kawah Gunung Agung yang mengepulkan asap kelabu setinggi 2.000 meter dari puncak kawah tersebut.

Entah bagaimana ceritanya mereka bisa sampai di atas puncak Gunung Agung. Yang jelas, aksi nekat itu mendapat tanggapan beragam warganet.

Pada caption video yang diunggahnya ia menulis "#bukankarnanekat, #ataucarisensasi. Murni karena hati yg terpanggil, untuk sebuah benang tridatu, GA tgl 13-12-2017, pukul 08.42".

Benang Tridatu adalah gelang dari benang berwarna merah, putih, dan hitam. Gelang warna-warni tersebut memang merupakan gelang suci bagi umat Hindu Bali. Namun, baru kali ini prosesinya begitu membahayakan bagi keselamatan.

Dalam video itu terekam begitu jelas aktivitas kawah gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut. Namun, Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), I Gede Suantika menunjukkan reaksi datar. Ia tak merasa beruntung mendapat video dari aksi kenekatan warga tersebut.

Apalagi, hingga kini, Gunung Agung masih terus erupsi. "Untuk video yang diambil masyarakat (yang naik ke puncak kawah Gunung Agung) kami tidak bisa berkomentar banyak, karena rekomendasi kami tidak boleh ada kegiatan di sana," Suantika menegaskan, Kamis, 14 Desember 2017.

Sesekali gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali, itu menyemburkan abu vulkanik dengan ketinggian rata-rata 1.000-2.000 meter dari puncak kawah.

"Sampai saat ini Gunung Agung masih dalam tahap erupsi efusif. Tingkat aktivitas Gunung Agung masih dalam Level IV atau Awas. Untuk itu kami tetap melarang ada aktivitas dalam radius delapan kilometer dengan perluasan sektoral 10 kilometer, apalagi di atas puncak kawah," tutur dia.


Warga Asing Unggah Video Kawah Gunung Agung, BNPB Meradang

Ada warga asing melalui akun Facebook, Karl Kaddouri, mengunggah video yang memperlihatkan kondisi kawah Gunung Agung. Video diunggah pada Jumat, 6 Oktober 2017. (Capture: Facebook/Karl Kaddouri)

Beberapa waktu sebelumnya, aksi nekat menerobos larangan zona berbahaya di Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali, kembali terjadi. Jika sebelumnya ada sejumlah warga lokal yang menerobos zona larangan hingga ke puncak kawah kemudian mengunggah di media sosial atau medsos.

Kali ini, ada warga negara asing melalui akun Facebook Karl Kaddouri mengunggah video yang memperlihatkan kondisi kawah Gunung Agung. Video diunggah pada Jumat, 6 Oktober 2017, dan menjadi viral di medsos.

"Ini jelas pelanggaran. Meski sudah tahu berbahaya dan dilarang memasuki zona berbahaya dari Gunung Agung, apalagi sampai ke puncak kawah, namun semua itu dilanggar," ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulis, Jumat malam, 6 Oktober 2017.

Menurut Sutopo, sangat berbahaya mendaki Gunung Agung yang berstatus Awas (Level IV), karena dapat tiba-tiba terjadi letusan. "Berbahaya bagi orang tersebut maupun bagi tim SAR jika terjadi letusan dan diketahui ada yang menjadi korban di puncak kawah," ia menambahkan.

Dari video kawah Gunung Agung, memang kondisinya seperti itu. "Sudah ada rekahan dan asap keluar dari kawah hingga ketinggian 50-100 meter dengan tekanan rendah," ujar Sutopo.

Sutopo menjelaskan, keluarnya asap mengindikasikan adanya pemanasan ke permukaan. Ketebalannya asap menandakan bahwa proses degassing lebih intensif. Warna putih mengindikasikan adanya dominasi air (yang dipanaskan).

Sementara, suara seperti pesawat mengindikasikan tekanan yang tinggi. Air yang keluar ke kawah lewat lapangan solfatara mengindikasikan adanya gangguan hidrologis di bawah Gunung Agung akibat naiknya magma mendekati permukaan. "Artinya sangat berbahaya di dekat kawah Gunung Agung," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya