Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan menyatakan, alokasi anggaran subsidi untuk Kereta Rel Listrik (KRL) lebih besar ketimbang kereta jarak jauh. Hal ini untuk mengalihkan penggunaan moda transportasi jalan raya ke kereta.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan, dari anggaran subsidi tiket kereta ekonomi 2018 sebesar Rp 2,39 triliun, alokasi subsidi untuk kereta yang dioperasikan PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebesar Rp 1,09 triliun atau total 46 persen dari total keseluruhan subsidi yang diberikan.
Sedangkan untuk KRL yang dioperasikan oleh PT. KCI memperoleh alokasi sebesar Rp 1,29 triliun.
Baca Juga
Advertisement
"Alokasi untuk KRL mencapai 56 persen, dari total keseluruhan subsidi yang diberikan," kata Zulfikri, di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Kamis (28/12/2017).
Hal ini seiring dengan program pemerintah, untuk memindahkan mobilitas masyarakat dari penggunaan moda transportasi berbasis jalan raya ke moda transportasi berbasis rel.
Pemerintah memperkirakan pada 2018 nanti rata-rata penumpang per hari yang akan naik KRL sebanyak 877 ribu penumpang per hari. Angka tersebut naik jika dibandingkan dengan rata-rata penumpang per hari yang menggunakan KRL pada 2017 sebanyak 800 ribu penumpang.
"Sehinga terdapat kenaikan penumpang KRL sebesar 9 persen pada 2018," tuturnya.
Menurutnya, penyaluran subsidi tersebut merupakan bentuk kewajiban pelayanan publik yang dilaksanakan oleh Kementerian Perhubungan kepada masyarakat pengguna kereta api, kemudian ditindak lanjuti dengan memberikan penugasan kepada PT KAI.
"Dengan pemberian subsidi lni diharapkan masyarakat dapat menikmati layanan KA kelas ekonomi baik antar kota maupun perkotaan dengan tarif terjangkau," tutupnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Total Subsidi Rp 2,3 Triliun
Untuk diketahui, Kementerian Perhubungan menyalurkan anggaran sebesar Rp 2,39 triliun, untuk subsidi tiket kereta ekonomi periode 2018. Anggaran subsidi meningkat ketimbang tahun lalu.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan, pemerintah telah menugaskan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk menyalurkan subsidi kereta eknomi ke masyarakat. Hal ini untuk meningkatkan pelayanan ke masyarakat, dengan memberikan keringanan biaya tiket ekonomi.
"Perjanjian tertulis sebagai penugasan pemerintah ke PT KAI untuk menjalankan pelayanan publik angkutan orang, dengan kereta api kelas ekonomi," kata Zulfikri.
Zulfikri mengungkapkan, alokasi subsidi untuk kereta ekonomi dari Januari sampai 31 Desember 2018 sebesar Rp 2,39 triliun, mengalami peningkatan 14 persen dari alokasi 2017 sebesat Rp 2,09 triliun.
"Ini meningkat cukup signifikan dibandingkan 2017 yang sedang berjalan Rp 2,09 triliun," tutur Zulfikri.
Advertisement