Liputan6.com, Riyadh - Ribuan warga Ethiopia yang dideportasi dari Arab Saudi mengatakan, mereka diperlakukan sewenang-wenang oleh pihak berwenang Arab Saudi sewaktu ditahan. Penahanan ini dilakukan usai aksi penggerebekan terhadap imigran ilegal tersebut.
Dalam wawancara dengan Associated Press, setibanya di tanah air, para migran itu mengatakan, ketika di Arab Saudi mereka dipukuli, barang-barang mereka dirampas dan ditempatkan di kamp-kamp penjara yang kotor. Demikian seperti dikutip VOA Indonesia, Jumat (28/12/2017).
Advertisement
Arab Saudi, seperti halnya negara-negara kaya lain di Teluk, merupakan magnet bagi ratusan ribu orang dari negara-negara di Afrika Timur, seperti Ethiopia dan Somalia, yang miskin.
Banyak orang dari negara-negara miskin itu membayar para penyelundup manusia untuk mendapat tumpangan kapal yang bisa membawa mereka ke Arab Saudi atau ke Yaman, di mana mereka kemudian mengambil jalan darat dengan melewati zona perang.
Agustus lalu, para penyelundup mengangkut ratusan migran ke perairan di lepas pantai Yaman. Namun, kejadian ini mengakibatkan lebih dari 500 orang tewas karena tenggelam. Maret sebelumnya, lebih dari 30 migran Somalia, termasuk anak-anak, tewas, kemungkinan akibat serangan helikopter koalisi pimpinan Saudi dalam perang di Yaman.
Arab Saudi mulai mendeportasi migran ilegal November lalu setelah berbulan-bulan mengeluarkan peringatan. Negara kerajaan itu sejauh ini telah menahan 250 ribu orang dan mendeportasi 50 ribu di antara mereka.