Liputan6.com, Jakarta - Harga emas kembali menguat pada perdagangan Kamis. Penguatan ini merupakan reli selama sembilan hari. Kenaikan harga emas ini mengikuti kenaikan harga komoditas lain seperti minyak mentah dan tembaga.
Mengutip Reuters, Jumat (29/12/2017), harga emas di pasar spot naik 0,61 persen ke level US$ 1.29,84 per ounce pada pukul 03.37 sore waktu New York setelah mencapai level tertinggi sejak 29 November di US$ 1.295.21 per ounce.
Baca Juga
Advertisement
Harga emas di pasar spot telah meningkat selama sembilan sesi berturut-turut, tidak termasuk liburan Natal. Itu adalah rangkaian terpanjang kenaikan harian sejak Juli 2011. Sedangan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Februari naik 0,45 persen menjadi US$ 1.297.20 per ounce.
"Secara teknikal memang harga emas seharusnya naik," jelas Analis RJO Futures di Chicago, Eli Tesfaye.
Kenaikan harga emas ini terdorong oleh kenaikan harga komoditas lainnya terutama minyak mentah. Harga minyak mendekati level tertinggi dalam dua setengah tahun pada penutupan perdagangan Kamis didorong data permintaan di AS yang kuat.
Pekan ini, harga minyak WTI menembus di atas US$ 60 per barel untuk pertama kalinya sejak Juni 2015. Sementara Brent menembus US$ 67 untuk pertama kalinya sejak Mei 2015.
Departemen Energi AS menyatakan bahwa stok minyak mentah AS tuurn 4,6 juta barel dalam minggu terakhir. Persediaan di luar cadangan strategis nasional telah menurun lebih dari 11 persen dibanding tahun lalu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Prediksi 2018
Harga emas diprediksi dapat menguat pada 2018. Apalagi harga emas cenderung tertekan menjelang akhir 2017. Ini lantaran investor memilih aset investasi saham yang didorong katalis positif reformasi pajak oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Pelaku pasar senior dan pendiri Echobay Partners Vince Lanci mengharapkan harga emas dapat sentuh level US$ 1.700 pada 2018. Hal ini mengingat harga emas sudah sentuh level terendah pada 2017.
Bahkan harga emas turun sekitar tiga persen pada November 2017. Itu mengingat investor memilih saham seiring katalis positif adanya kemajuan rencana reformasi pajak Presiden Trump. Harga emas pun sentuh level terendah US$ 1.237 per ounce. Mengingat harga emas sudah sentuh level rendah, Lanci mengharapkan harga emas dapat sentuh level US$ 1.700 pada 2018.
"Kondisi dalam tiga hari terakhir mengkonfirmasikan harga emas dapat lebih tinggi pada 2018. Harga emas sentuh level terendah pada 2017. Banyak sentimen membuat saya gugup. Namun ada sesuatu sangat penting dalam tiga hari terakhir," ujar Lanci, seperti dikutip dari laman The Street, Rabu (20/12/2017).
Jika prediksi Lanci tepat harga emas sentuh level US$ 1.700 pada 2018, harga emas lebih mahal US$ 450. Harga emas saat ini berada di kisaran US$ 1.250 per ounce. Lanci menuturkan, harga emas sekaran berada di area "aman" antara uS$ 1.250-US$ 1.275 per ounce.
"Harga emas dapat sentuh US$ 1.700 jika harga emas dapat sentuh di atas US$ 1.275," kata dia.
Advertisement