Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek bisa diselesaikan tepat waktu dengan kualitas konstruksi yang baik. Hal tersebut dilakukan setelah proyek ini mendapatkan pembiayaan melalui pinjaman konsorsium sindikasi 12 perbankan sebesar Rp 19,25 triliun.
Dia mengungkapkan, pembiayaan melalui konsorsium sindikasi ini terbilang rumit. Sebab, dulu biasanya pembangunan sebuah infrastruktur sepenuhnya dibiayai oleh anggaran negara.
"Kita semua tentu berbahagia bahwa kita telah mencapai tahap ini, yaitu di mana persiapan untuk meneruskan membangun LRT bisa dilaksanakan melalui program pembiayaan yg begitu sangat rumit. Karena tidak hanya sekadar menggunakan uang negara seperti biasanya dalam proyek infrastruktur yaitu APBN, dan meliputi multiyears, bahkan dalam APBN sendiri, penggunaan anggaran APBN sebetulnya mencakup berbagai macam instrumen," ujar dia di Hotel Kempinski, Jakarta, Jumat (29/12/2017).
Baca Juga
Advertisement
Menurut Sri Mulyani, dengan adanya pembiayaan ini, PT Adhi Karya sebagai kontraktor dari proyek LRT ini dapat menyelesaikan pembangunannya dengan tepat waktu dan dengan kualitas konstruksi yang baik.
"Saya mengharapkan Adhi Karya dapat menjalankan fungsi kontraktornya, mutu tidak dikompromikan, tidak ada korupsi. Dan KAI bisa kelola proyek dengan efisien, baik, tidak ada korupsi dan akhirnya dana ini bisa dikembalikan tanpa jaminan saya harus dipanggil," kata dia.
Selain itu, dengan adanya LRT, diharapkan wilayah Jabodebek bisa semakin terintegrasi dengan baik dan dapat dinikmati oleh masyarakat.
"Kita berharap sebagai ibu kota dan dengan kota di sekitar Jakarta sudah metroplitan yang besar. Kebutuhan terhadap infrastruktur seperti kereta api merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi. Dengan penandatangangan ini, diharapkan proyek bisa diselesaikan tepat waktu, tepat kualitas, dan tepat biaya," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dapat Data dari 12 Bank
PT Kereta Api Indonesia (Persero) menandatangani kontrak pinjaman terbesar yang dilakukan oleh perseroan sepanjang sejarah perkeretaapian. Kontrak pinjaman tersebut yakni dengan jangka waktu selama 18 tahun dengan nominal sebesar Rp 18,1 triliun untuk Kredit Investasi dan Rp 1,15 triliun untuk Kredit Modal Kerja dalam mengerjakan proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek.
Penandatanganan perjanjian fasilitas kredit ini dilakukan dengan 12 bank sindikasi baik Himbara, bank swasta nasional dan swasta asing yang diwakili oleh Joint Mandated Lead Arrangers and Bookrunners (JMLAB). Bank-bank tersebut adalah Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA, CIMB Niaga dan PT SMI.
Adapun bank lain yang juga bertindak sebagai kreditur dalam transaksi ini di antaranya Bank DKI, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ (BTMU), Hana Bank, Shinhan Bank Indonesia, Bank Sumut dan Bank Mega.
Penandatanganan ini merupakan bentuk dedikasi KAI dalam mendukung tersedianya infrastruktur di Indonesia.
Advertisement