Pembangunan Bandara Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Daerah

Pemerintah daerah mesti responsif untuk menggerakkan pelaku-pelaku usaha dan masyarakat setempat agar berminat membuka usaha.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 29 Des 2017, 17:45 WIB
PT Angkasa Pura II (Persero) mempersiapkan pembangunan landas pacu (runway) kedua di Bandara Internasional Supadio, Pontianak. (Foto: AP II)

Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan sejumlah bandara baru yang modern kawasan timur Indonesia seperti di Papua, Maluku dan Pontianak menjadi penggerak perekonomian daerah. Terbaru, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) baru saja meresmikan terminal baru Bandara Supadio yang berada di Pontianak, Kalmantan Barat.

"Ritel dan bongkar muat serta kargo spontan akan tumbuh. Tuntutan ketersediaan moda angkutan pun akan muncul. Sehingga dengan cepat roda perekonomian pun akan bergerak cepat dengan hadirnya bandara ini," kata pengamat infrastruktur dari ITB Harun Alrasyid kepada wartawan, Jumat (29/12/2017).

Baginya, apa yang dilakukan pemerintah sudah tepat, di mana pembangunan infastruktur transportasi terus dilakukan di berbagai daerah.

Untuk melengkapi hal itu, lanjut dia, yang harus dilakukan pemerintah pusat dan daerah saat ini adalah melakukan sinergi bagaimana kapitalisasi ekonomi itu bisa dilakukan.

Dalam hal ini, sambungnya lagi, pemerintah pusat diharapkan bisa membantu percepatan penyediaan lahan, moda transportasi, modal, bussiness plan dan instruktur untuk transfer ilmu dan SDM.

Sebaliknya, pemerintah daerah mesti responsif untuk menggerakkan pelaku-pelaku usaha dan masyarakat setempat agar berminat membuka usaha di kawasan bandara yang sudah dibangun tersebut.

"Pemda membangun gudang kargo misalnya, pusat-pusat ritel penjualan dan pasar terbuka. Misalnya di Nabire ada potensi muatan lokal yang bisa dijual apakah itu cendera mata atau makanan khas, nah dinas pariwisata dan dinas perdagangan setempat bisa menggerakkan hal ini," papar dia.

Dengan dukungan dan fasilitas pemda-pemda setempat maka diharapkan dengan kehadiran bandara-bandara yang dibangun Menteri Perhubungan ini semakin mempercepat pertumbuhan.

Tahun 2017 ini Kementerian Perhubungan telah meresmikan sejumlah bandara dan 1 terminal baru di berbagai wilayah Indonesia.

Bandara baru tersebut antara lain, Bandara Maratua yang berlokasi di Berau, Kalimantan Timur. Kemudian Bandara Tebelian di Kalimantan Barat, Bandara Letung di Anambas, Kepulauan Riau, serta Bandara Morowali di Sulawesi Tengah.


Jokowi Resmikan Bandara Supadio

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Terminal Baru Bandara Internasional Supadio di Kalimantan Barat. (Dok Seskab)

Presiden Jokowi meresmikan Terminal Baru Bandara Internasional Supadio, Kalimantan Barat. Dengan peresmian tersebut, diharapkan pelayanan terbaik dapat diberikan kepada penumpang yang jumlahnya setiap tahun terus bertambah.

“Tadi saya mendapat informasi karena pertumbuhan penumpang yang ada di bandara ini 15 persen, artinya kalau sekarang 3,5 juta berarti tahun depan sudah enggak cukup lagi terminal ini, sudah enggak cukup,” ujar dia dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (28/12/2017).

Oleh karena itu, Presiden Jokowi telah meminta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk mulai merencanakan pembangunan terminal yang lebih besar lagi.

“Ini 32 ribu meter persegi berarti kalau mau ngejar pertumbuhan yang 15 persen ya dibangun lagi dua kali lipat, berarti 64 ribu meter persegi. Tapi kita lihat, saya mau lihat dulu apakah betul-betul pertumbuhan dan terminal yang sudah begitu besar seperti ini sudah tidak mencukupi lagi,” kata dia.

Dari segi bangunan, wajah baru Bandara Internasional Supadio banyak mengadopsi ornamen Dayak. Bandara ini memiliki satu landasan pacu sepanjang 2.250 meter x 45 meter.

“Ada perencanaan bahwa runway tidak hanya satu nantinya akan juga disiapkan dua. Tapi keputusannya nanti akan kita lihat, kalau memang lalu lintas dan traffic-nya sudah begitu sangat padat ya mau tidak mau runway-nya juga harus dibangun satu lagi," tutur Jokowi.

Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dalam acara tersebut adalah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Gubernur Kalimantan Barat Cornelis dan Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya