Liputan6.com, Jakarta Bahasa terus berkembang selama dia digunakan oleh masyarakat penutur bahasanya. Salah satunya, muncul kosakata baru untuk mengatasi kekurangan istilah yang belum ada dalam bahasa tersebut. Munculnya kata-kata baru ini bisa dari tiga hal: menyerap dari bahasa asing, mengambil kekayaan bahasa daerah, atau menciptakan istilah baru yang sepadan maknanya.
Advertisement
Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, didukung dengan masifnya media sosial, memunculkan fenomena kata-kata baru yang berkaitan dengan bidang tersebut. Dengan semakin seringnya kata-kata itu dipakai, akhirnya istilah asing yang belum masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kini diindonesiakan dan diterima sebagai kata bahasa Indonesia.
Sepanjang 2017, ada beberapa kata dalam bahasa Indonesia yang dikategorikan sebagai kosakata baru. Edisi Kolom Bahasa di penghujung tahun ini, Liputan6.com menyajikan enam kata yang tidak terpikirkan sebelumnya.
Berikut daftarnya:
1. Meme
Tentu kita tidak asing dengan kata ini. Jika kita melihat gambar di media sosial dan gambar tersebut dimodifikasi demi kelucuan, maka di sanalah kita menemukan meme. Pengertian meme menurut KBBI ada dua macam.
Pengertian yang pertama, yaitu 'ide, perilaku, atau gaya yang menyebar dari satu orang ke orang lain dalam sebuah budaya'.
Kemudian pengertian yang kedua adalah 'cuplikan gambar dari acara televisi, film, dan sebagainya atau gambar-gambar buatan sendiri yang dimodifikasi dengan menambahkan kata-kata atau tulisan-tulisan untuk tujuan melucu dan menghibur.'
2. Sonder
Kata ini mungkin masih terdengar asing di telinga kita. Dalam KBBI, sonder dikategorikan dalam bahasa percakapan. Adapun makna dari sonder sendiri dalam KBBI juga dibagi menjadi dua.
Makna pertama, yakni 'selendang sutra pelengkap menari'. Kemudian makna yang kedua adalah 'tanpa, atau tidak dengan.'
Penggunaan kata sonder memang jarang sifatnya. Dalam seni musik, duo grup asal Surabaya, Silampukau, menggunakan kata tersebut pada lirik dalam salah satu judul lagunya.
Selanjutnya
3. Hoaks
Tentu sudah terbayang apa yang dimaksud kata tersebut, bahkan sebelum diserap ke bahasa Indonesia. Ya, hoaks merupakan kata yang diserap dari bahasa asing, hoax. 'Berita bohong', begitu makna yang tertera dalam KBBI.
4. Sawala
Ini bukan salah ketik, bukan. Sawala ada dalam KBBI dan termasuk kata yang sangat jarang dipakai, entah itu dalam tulisan atau percakapan. Maknanya sendiri bisa dibilang sangat fleksibel. Jika kita mengetahui bahwa debat dan diskusi adalah dua hal yang berbeda, maka sawala bermakna keduanya.
5. Twit
Perkembangan pesat istilah dalam teknologi—khususnya ranah media sosial— yang kebanyakan menggunakan bahasa Inggris, tampaknya diikuti dengan kosakata yang muncul dan diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Dalam KBBI daring, twit merupakan pesan yang dikirim melalui jejaring sosial Twitter.
Advertisement
Selanjutnya
6. Kusala
Kata yang terakhir ini sebenarnya keluar dari konteks pada judul Kolom Bahasa minggu ini. Itu karena kata kusala belum dicantumkan ke dalam KBBI. Namun yang menarik, kata ini digunakan dalam sebuah acara penghargaan dalam bidang kesuastraan, Kusala Sastra Khatulistiwa 2017.
Acara yang sebelumnya bernama Khatulistiwa Literary Award itu merombak keseluruhan namanya tanpa ada penggunaan istilah dalam bahasa asing. Dalam laman Facebooknya, Ronny Agustinus, salah satu intelektual dan pendiri dari penerbit Marjin Kiri, mengunggah semacam informasi tentang apa itu arti kusala.
Di sana tertulis bahwa kata kusala berasal dari kamus budhisme. Kata tersebut direkomendasikan oleh Anton Moeliono, mantan kepala Pusat Bahasa periode 1984-1989. Kata kusala sendiri digunakan sebagai padanan kata award, yang menurut Anton Moeliono, berbeda dengan hadiah atau anugerah (gift).
Menurut Anton Moeliono, hadiah bisa diberikan kepada siapa saja, sedangkan award diberikan hanya untuk orang yang dianggap berhasil dalam pencapaian di bidangnya yang tidak bisa dilakukan oleh semua orang.
Sampai hari ini, rekomendasi dari mantan kepala Pusat Bahasa itu belum ada di KBBI daring.