Nasib 11 Nelayan Filipina yang Terdampar di Kepulauan Sangihe

Hampir dua minggu belasan nelayan asal Filipina tinggal di Indonesia karena kapal mereka rusak terhempas ombak saat terjadinya badai.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 30 Des 2017, 10:03 WIB
11 Nelayan Filipina Terdampar di Talaud, Sulawesi Utara. (Liputan6.com/Yoseph Ikanubun)

Liputan6.com, Sangihe - Akibat cuaca buruk, 11 nelayan Warga Negara (WN) Filipina terdampar di salah satu pulau di Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara, pertengahan Desember 2017 silam. Hampir dua minggu di Indonesia, bagaimana nasib nelayan tersebut?

"Pihak Kepolisian Sektor Essang Selatan dan aparat terkait lainnya di Kabupaten Kepulauan Talaud, Rabu 27 Desember 2017 telah memberangkatkan 11 orang laki-laki WN Filipina yang terdampar di Desa Batumbalango-Kecamatan Essang Selatan," kata Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Utara, Dodi Karnida, Kamis, 28 Desember 2017.

Dodi mengatakan, belasan nelayan itu diberangkatkan dengan Kapal Sabuk Nusantara 38 dari Melonguane Talaud, menuju Pelabuhan Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe.

"Tiba di Pelabuhan Tahuna mereka diserahkan kepada petugas Kantor Imigrasi Tahuna guna diproses lebih lanjut," Dodi memaparkan.

Dia menambahkan, selain sebagai kegiatan pengawasan, pemulangan ini juga merupakan proses kemanusiaan. Pasalnya, berdasarkan pemeriksaan aparat terkait, 11 nelayan itu memang benar-benar terdampar setelah kapal penangkap ikan yang mereka gunakan terkena hantaman badai.

"Kapal itu kemudian terseret ombak dan menyangkut di karang sekitar pantai Desa Batumbalango pada pertengahan Desember lalu," papar Dodi.

Dodi mengatakan, sebenarnya akan lebih efisien jika nelayan yang terdampar ini dideportasi dari Talaud langsung ke wilayah Filipina. Namun, karena perahu mereka rusak parah dan tidak dapat diperbaiki, maka setelah selesai diperiksa, mereka akan dideportasi ke Manila dari Manado via Bandara Soekarno-Hatta.

 


Badai, Bawa Kapal ke Perairan Indonesia

11 Nelayan Filipina Terdampar di Talaud, Sulawesi Utara. (Liputan6.com/Yoseph Ikanubun)

Peristiwa terdamparnya 11 nelayan WN Filipina terungkap pada, Jumat 15 Desember 2017 sekitar pukul 21.00 Wita. Ketika itu ada informasi dari masyarakat tentang adanya pumpboat Filipina yang terdampar di Desa Batumbalango, Kecamatan Essang Selatan.

Atas informasi tersebut, Babinsa Koptu Jonjoli bersama anggota Polsek langsung menuju ke lokasi untuk memastikannya. Di lokasi terlihat ada pumpboat (Fusu, kapal penangkap ikan) yang bernama Melati, terdampar di batu karang bersama ABK sebanyak 11 orang laki-laki.

Nakhodanya yang bernama Romel Dela Cruz 42 tahun menyatakan bahwa mereka terdampar karena mesin rusak akibat cuaca yang sangat buruk. Karena pada malam itu cuaca buruk dan sudah larut malam, maka mereka untuk sementara tetap berada di kapal tersebut.

Sabtu 16 Desember 2017 sekitar pukul 07.00 Wita, mereka turun dari kapal dan melaporkan diri mereka kepada pemerintah desa serta kepolisian setempat.

"Dari proses pelaporan tersebut diketahui bahwa mereka berangkat dari Tawi-Tawi pada tanggal 17 November 2017 dengan jumlah muatan sebanyak 13 orang dengan tujuan untuk mencari ikan. Oleh karena cuaca buruk, maka mereka terseret ke wilayah peraran Indonesia," ujar Dodi.

Selanjutnya, dalam perjalanan pulang kembali ke Filipina tanggal 12 Desember 2017, cuaca sangat gelap dan angin sangat kencang dan pada saat itu juga mesin kapal Fusu tersebut mengalami gangguan yang tidak berhasil diperbaiki.

"Kapal pada saat itu sudah berada di jarak kurang lebih 35 mil dengan daratan Filipina, sehingga diputuskan dua orang ABK turun dari Fusu menggunakan perahu Kecil untuk mencari bantuan," ujar dia.

Namun, karena mesin Fusu rusak, maka kapal tersebut hanyut terbawa arus hingga ke perairan Indonesia dan sampai ke pesisir pantai di Desa Batumbalango. Sedangkan kedua ABK yang mencari bantuan itu sampai saat ini tidak diketahui nasibnya, apakah sudah sampai di Filipina atau belum.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya