Liputan6.com, Jakarta Tidak dapat dipungkiri, ban merupakan komponen terpenting pada kendaraan beroda empat maupun dua. Pasalnya, ban merupakan satu-satunya penghubung antara kendaraan dan aspal. Setiap ban memiliki spesifikasinya masing-masing. Setiap ban diisi angin sesuai dengan spesifikasi kendaraan dan ukuran rodanya.
Setiap pengisian angin ban sebaiknya menggunakan alat ukur untuk mengetahui tekanan angin di dalamnya. Jika hanya mengandalkan "feeling" maupun hanya menekan-nekan dinding ban, salah satu risiko yang mungkin terjadi adalah tekanan angin berlebihan.
Baca Juga
Advertisement
Zulpata Zaenal, Proving Ground Manager PT Bridgestone Tire Indonesia, mengatakan," Kalau ban diisi lebih tinggi dari tekanan angin yang direkomendasikan pabrikan, misalkan 5-10 psi lebih banyak, ban akan terasa lebih keras bantingannya, karena dinding ban samping jadi kaku."
Efek negatif lainnya adalah pengendalian cenderung liar, performa pengereman menurun di lintasan basah & kering, dan keausan ban terjadi di telapak bagian tengah.
Meskipun demikian, ada juga sisi positif dari tekanan angin yang berlebihan. "Stabilitas di jalan kering sedikit lebih baik, tapi keburukan lebih banyak," ungkap Zulpata melalui pesan singkat.
Mengenai risiko lainnya, Zulpata mengatakan risiko ban meledak hampir tidak mungkin terjadi jika kelebihan tekanan angin hanya 5-10 psi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Hal Sepele yang Bisa Bikin AC Bermasalah
Kabin mobil dengan air conditioner (AC) atau penyejuk udara yang memiliki kinerja optimal dipastikan mampu membuat pengemudi dan penumpang nyaman di dalamnya.
Namun begitu, tak banyak pemilik mobil yang tahu jika AC bisa mengalami masalah. Bahkan, akar masalah pada AC disebabkan hal sepele.
BACA JUGA
Seperti dilansir situs bengkel AC Rotary Bintaro, yang sering membuat AC mobil bermasalah yaitu mematikan atau menghidupkan AC secara mendadak. Inilah yang menjadi salah satu penyebab AC mobil tidak awet alias tahan lama.
“Pada saat keadaan rpm tinggi, putaran kompresor juga sangat tinggi. Apabila AC mobil tiba-tiba dimatikan, maka kompresor mobil tiba-tiba akan menanggung beban yang cukup besar,” tulis situs AC Rotary Bintaro.
Selain itu, jika AC mobil tiba-tiba dimatikan, kondisi ini juga akan menyebabkan terjadinya gesekan yang berada dalam bagian AC mobil.
Dengan kebiasan tersebut, tidak menutup kemungkinan AC mobil akan cepat rusak. Terutama komponen yang memang sangat sensitif, seperti beberapa bagian menjadi mudah bocor, aus, atau rusak, sehingga harus diganti dengan komponen yang baru.
Dengan melakukan perbaikan, tentunya Anda akan mengeluarkan biaya yang lumayan untuk perbaikan.
Advertisement
Hal Sepele Lainnya
Masalah lain yang sering terjadi pada AC, yaitu debu dan kotoran masuk ke lubang filter. Sadar atau tidak, hal ini terjadi karena sering kali membuka kaca mobil secara tiba-tiba pada saat AC dihidupkan.
“Debu dan kotoran yang ada di luar sana tentu akan masuk ke dalam kabin dan terserap oleh filter kabin. Debu yang masuk tidak hanya menempel di bagian filter kabin saja. Namun, juga pada blower dan komponen lainnya sehingga sirkulasi udara pada AC mobil menjadi tidak lancar,” terangnya.
Selain itu, kebiasaan merokok di dalam mobil juga menjadi penyebab lainnya. Asap dari puntung rokok yang diserap oleh filter kabin nantinya akan lengket dan menjadi sangat sulit dibersihkan.
Tidak hanya itu, jika asap yang menempel terlalu banyak, filter kabin perlu diganti dengan filter baru agar AC mobil kembali mengembuskan udara dingin.