Hendropriyono: Masyarakat Sedang Dilanda Krisis Ideologi

Menurut dia, jika tidak pintar-pintar menyikapi masalah ini, potensi konflik siap mengancam di depan mata.

oleh Rinaldo diperbarui 29 Des 2017, 19:05 WIB
Ketum PKPI, AM Hendropriyono memberi sambutan dalam acara Syukuran PKPI di Cipayung, Jakarta, Jumat (29/12). Ketum PKPI, AM Hendropriyono menuturkan, nantinya capres ini akan mendulang suara dari partai-partai nasionalis. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Indonesia saat ini sedang dilanda krisis, khususnya krisis ideologi. Jika tidak pintar-pintar menyikapi masalah ini, potensi konflik siap mengancam di depan mata.

Demikian disampaikan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Abdullah Mahmud Hendropriyono dalam paparannya di Gedung Wijayakusuma, Cipayung, Jakarta Timur.

"Masyarakat kita sedang dilanda krisis ideologi. Karena itu, saya melihat bakal ada potensi konflik di masa yang akan datang jika krisis ini tak ditangani," tegas AM Hendropriyono, Jumat (29/12/2017).

Dia kemudian mengatakan, PKPI sendiri memiliki ideologi yang jelas, antara lain penegasan untuk tidak mendukung perbedaan ras serta tak menyoal perbedaan agama. Selain itu, PKPI juga menyatakan anti dengan segala macam bentuk tindak anarkis yang mengancam peradaban.

"PKPI itu antiperbedaan ras. Tidak pula ada persoalan perbedaan agama di PKPI. Dan kami juga antianarkisme," tegas mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu.

Pada kesempatan yang sama, Hendropriyono juga mengungkapkan ramalannya soal siapa yang akan menjadi presiden dan wakil presiden 2019-2024. Dia menyebut Presiden RI 2019-2024 adalah sosok muda yang berpengalaman, serta didukung dari partai nasionalis.

"Presiden yang akan datang adalah seorang muda dan berlatar belakang sipil yang dinilai publik sebagai nasionalis moderat," ucap Hendropriyono.

Dia menuturkan, nantinya capres ini akan mendulang suara dari partai-partai nasionalis. Ia, ucap Hendropriyono, dianggap piawai membawa arah Indonesia ke depan.


Ramalan Mantan Kepala BIN

Ketua Umum PKPI, AM Hendropriyono bersama Wakil Presiden ke-6 Tri Sutrisno saat menghadiri acara Syukuran PKPI di Cipayung, Jakarta, Jumat (29/12). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) AM Hendropriyono telah meramalkan beberapa kondisi politik Tanah Air. Salah satunya terkait kepemimpinan Joko Widodo atau Jokowi.

Ramalan Hendropriyono ialah saat Jokowi menjabat Wali Kota Solo periode 2005-2010. Terkesan dengan karakter Jokowi yang lembut tetapi tegas, Hendropriyono mengusulkan kepada Taufik Kiemas untuk mengusung Joko Widodo sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

Ketika itu, banyak kalangan meragukan Jokowi bisa menang. Perkiraan Hendropriyono membuahkan kenyataan setelah Jokowi berhasil menjadi Gubernur DKI Jakarta 2012-2017.

Kemudian sekitar dua bulan sejak Jokowi menjadi Gubernur DKI, Hendropriyono menuliskan perkiraannya melalui sebuah artikel di harian Kompas berjudul "Presiden 2014: Muda Nonmiliter" yang dimuat pada 5 November 2012.


Kembali Meramal Jokowi

Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) AM Hendropriyono memberi sambutan dalam acara Syukuran PKPI di Cipayung, Jakarta, Jumat (29/12). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Tidak ada yang menduga perkiraan itu mengarah kepada Jokowi. Bahkan, banyak yang meragukan sosok muda nonmiliter bisa memenangi Pemilihan Presiden 2014. Namun kenyataannya, Jokowi-JK berhasil memenangi Pilpres 2014.

Atas kiprahnya itu, Jenderal TNI Purnawirawan Moeldoko pernah mengatakan hanya ada dua tokoh intelijen di Indonesia, Benny Moerdani dan Hendropriyono.

Kini, Hendropriyono kembali meramalkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pilihan rakyat pada 2019 mendatang.

 

Saksikan video pilihan berikut:

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya