Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan Indonesia memiliki modal yang cukup untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi di 2018. Meski demikian, masih ada faktor eksternal yang harus diwaspadai pada tahun depan.
Jokowi mengungkapkan, agar ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih tinggi di tahun depan, maka dibutuhkan kontribusi para pelaku usaha dan investor untuk menggerakkan roda perekonomian di dalam negeri. Bukan saatnya lagi para investor tersebut wait and see.
Baca Juga Advertisement
"Kita kan lihat, angka-angkanya sudah jelas. Kemudian, lembaga-lembaga rating sudah memberikan penilaian seperti itu. Ease of doing Business kita juga melompat naik. Pertumbuhan ekonomi juga, ya, di atas 5 persen sedikit. Inflasi juga baik, di bawah 4 persen. Terus, tabungan masyarakat kalau kita ligat di bank meningkat. Terus apa lagi? Saya harus ngomong apa? Kalau investornya wait and see, bagaimana?," ujar dia di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (29/12/2017).
Namun demikian menurut Jokowi, ada juga faktor eksternal yang harus di waspadai. Contohnya, kondisi geopolitik dan harga minyak yang diperkirakan terus mengalami perbaikan.
"Ya banyak (faktor eksternal). Tapi kan enggak bisa kita sampaikan satu per satu. Banyak. Baik masalah geopolitik, harga minyak, banyak. Banyak hal. Saya kira memang banyak hal yang masih terus kita diperbaiki. Kita akan perbaiki terus. Proyek-proyek, peluang-peluang yang bagus juga banyak," kata dia.
Sementara untuk proyek infrastruktur di tahun depan, Jokowi berharap lebih banyak variasi pendanaan yang bisa dimanfaatkan untuk pembiayaan infrastruktur. Dengan begitu, proyek infrastruktur bisa selesai tepat waktu dan tanpa membebani keuangan negara.
"Yang jelas kita tidak mau rutinitas. Tidak mengandalkan APBN terus. Harus ada inovasi. Mungkin nanti dengan cara lain, limited consestion scheme misalnya, ini juga baru akan kita kerjakan. Banyak sebenarnya. Jurusnya banyak. Apalagi? Jangan, kalau orang melihat, waduh ini nanti pendanaan untuk infrastruktur seperti ini. Peluang untuk mendapatkan dana itu banyak sekali kok. Karena apa, kepercayaan yang diberikan dunia internasional kepada kita baik," Jokowi menandaskan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jokowi Tutup Perdagangan Saham 2017, IHSG Cetak Rekor di 6.355,65
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan terakhir di 2017 ini. Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/12/2017), IHSG menguat 41,60 poin atau 0,66 persen ke posisi 6.355,65. Indeks saham LQ45 menguat 0,84 persen ke posisi 1.070,34. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Jokowi memberi apresiasi kepada seluruh pelaku industri maupun otoritas pasar modal. Pasalnya pasar modal memberi kontribusi pada perekonomian nasional.
"Dengan mengucap Alhamdulillah dengan ini perdagangan Bursa Efek Indonesia tahun 2017 secara resmi ditutup," kata Jokowi di BEI.
Pada penutupan perdagangan saham kali ini, Jokowi ditemani Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Baca Juga
Pada hari ini, IHSG sentuh level tertinggi 6.368,32 dan terendah 6.321,09. Total frekuensi perdagangan saham 311.646 kali dengan volume perdagangan 24,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 27,6 triliun.
Ada sebanyak 222 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 149 saham melemah. Di luar itu, 117 saham lainnya diam di tempat.
Investor asing melakukan aksi beli Rp 446,308 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.551.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat, kecuali pertambangan turun 0,53 persen dan perdagangan 0,49 persen.
Sementara saham aneka industri naik 2,77 persen dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur mendaki 1,31 persen dan sektor manufaktur melonjak 1,22 persen.
Saham-saham catatkan penguatan terbesar antara lain saham MBTO naik 35 persen ke posisi Rp 135, saham SHID melonjak 25 persen menjadi Rp 1.550, dan saham ITMA menanjak 24,41 persen ke Rp 790.
Sedangkan saham yang tertekan antara lain saham CAMP turun 20,20 persen ke level Rp 1.185, saham WICO tergelincir 16,92 persen menjadi Rp 540 dan saham CITA susut 16,47 persen ke posisi 710.
Advertisement