Liputan6.com, Makassar - Dange merupakan salah satu kue tradisional asal Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, yang cukup terkenal karena rasa legitnya yang khas.
Adonan tepung ketan hitam dicampur dengan parutan kelapa setengah tua dan gula merah, membuat kue zaman kolonial Belanda itu paling digemari ketika bersantai. Kue ini juga cocok disandingkan dengan kopi tubruk ala kampung.
"Jelang tahun baru begini biasanya paling laku, karena banyak yang ke daerah pegunungan, seperti Toraja lewat poros Pangkep, pasti mereka singgah beli dangke," kata Erni, salah seorang penjual kue dangke yang ada di daerah Segeri Kabupaten Pangkep, Sulsel, Sabtu, 30 Desember 2017.
Baca Juga
Advertisement
Tak hanya saat bersantai, kata Erni, kue dangke khas Kabupaten Pangkep juga bisa dibawa sebagai bekal perjalanan jarak jauh bersama keluarga atau kerabat. Di antaranya bagi mereka yang ingin berliburan ke pelosok.
Terutama saat ini. Banyak warga yang ingin merayakan malam pergantian tahun bersama keluarga atau kerabatnya di Kabupaten Toraja yang terkenal dengan suasana pegunungan yang dingin dan sejuk.
"Dangke tidak mudah basi meski masuk dalam kategori kue basah. Jadi, aman dibawa dalam perjalanan jauh," ucap Erni.
Kunci Tahan Lama
Kue dangke khas Kabupaten Pangkep dapat awet dan tak mudah basi, bukan karena menggunakan zat pengawet. Kuncinya terletak pada proses pembakarannya yang dilakukan dengan cara yang baik.
"Adonan kue dangke dibakar diatas cetakan tungku yang terbuat dari tanah liat serta pembakarannya menggunakan kayu bakar," ungkap Erni.
Berikut bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kue dange khas Kabupaten Pangkep tersebut.
Bahan-bahan:
gula kelapa atau gula merah
kelapa parut
tepung ketan hitam
Alat:
daun pisang
arang atau kayu bakar
sendo
kpisau
sarung tangan
dapo’ (alat pembakaran dari tanah liat)
cetakan dange (a’dangeng)
Cara membuat:
Iris tipis gula kelapa menggunakan pisau. Kemudian campur gula kelapa dengan tepung ketan. Setelah itu, masukkan kelapa parut ke dalam adonan sembari menunggu cetakan yang telah dipanaskan.
Saat cetakan tampak sudah terasa panas, adonan dange lalu dimasukkan ke dalam cetakan dange tersebut. Ingat perlu hati-hati dengan menggunakan sarung tangan karena tungku cetakan rasanya panas.
Setelah itu tutup cetakan dengan daun pisang kemudian balikkan.Tunggu sampai dangenya matang. Setelah matang, dange khas Pangkep siap dinikmati bersama kopi tubruk atau teh panas.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement