Sandiaga Uno: Film Dokumenter Asal-usul Jakarta Tayang 2018

Meskipun begitu, Sandi belum bisa memastikan di saluran mana film dokumenter tersebut akan tayang.

oleh Yunizafira Putri Arifin Widjaja diperbarui 30 Des 2017, 14:30 WIB
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. (Liputan6.com/Anendya N.)

Liputan6.com, Jakarta - Budayawan Betawi Ridwan Saidi menemui Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno untuk memberikan masukan kepada Pemprov DKI tentang sejarah dan asal-usul Jakarta. Dalam kunjungannya, Ridwan juga membicarakan tentang film dokumenter miliknya mengenai Kota Jakarta lewat pemikiran-pemikiran Husni Thamrin.

"Jadi (saya) memberikan masukan kepada pemprov tentang sejarah dan asal-usul Jakarta. Salah satunya dengan film dokumenter mengenai Jakarta lewat pemikiran Husni Thamrin, berdurasi 30 menit ada 14 episode," ucap budayawan Betawi Ridwan Saidi, di Rumah Dinas Wagub Jalan Denpasar, Jakarta Selatan, hari ini, Sabtu (30/12/2017).

Sandiaga pun merespons baik mengenai film dokumenter karya budayawan tersebut. Rencananya, film berjumlah 14 episode ini akan ditayangkan pada tahun depan.

"Kemungkinan tahun 2018 akan tayang, entah itu secara penuh 30 menit atau akan dipotong-potong setiap episodenya," ucap Sandiaga.

Meskipun begitu, Sandi belum bisa memastikan di saluran mana film dokumenter tersebut akan tayang. Sandiaga memberi sinyal, film ini kemungkinan akan diputar di televisi atau pun di kanal video berbagi Youtube.


Perubahan Nama Batavia Jadi Jakarta

Pasar Snees atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama Pasar Senen merupakan pasar tertua yang ada di Jakarta yang dibangun sejak tahu 1735. (travel.ayuwelirang)

Dulu, Jakarta bukanlah nama yang akrab di telinga. Batavia adalah nama yang diberikan oleh orang Belanda untuk nama kota yang kini menjadi ibu kota Indonesia itu.

Nama Batavia dipakai sekitar tahun 1621 sampai tahun 1942, ketika Hindia Belanda jatuh ke tangan Jepang. Pada masa kepemimpinan Jepang, nama kota diubah menjadi Jakarta. Perubahan nama itu dilakukan sebagai bagian dari de-Nederlandisasi. Nama Jakarta pun kian populer.

Seperti dikutip dari Kepustakaan Presiden, pengukuhan nama Jakarta baru dilakukan pada 30 Desember 1949 oleh Menteri Penerangan saat itu, Arnold Mononutu. Sejak itu, nama Batavia menghilang.

Pengukuhan nama Jakarta dilakukan pria bernama lengkap Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu itu sesudah berlangsungnya Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda.

Konferensi itu menghasilkan kesepakatan pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Kemudian, bersama Soedibjo Wirjowerdojo, koleganya sesama diplomat, Arnold-lah yang pertama kali mengumumkan nama Batavia menjadi Jakarta. Adapun Soedibjo Wirjowerdojo mengumumkannya di Belanda.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya