Liputan6.com, Buenos Aires - Seorang perempuan di Argentina akhirnya bertemu kembali dengan keluarganya setelah 40 tahun berpisah. Perpisahan itu terjadi setelah negara menculik orangtuanya dalam peristiwa yang dikenal dengan "Dirty War".
Dalam sebuah konferensi pers yang berlangsung emosional pada 28 Desember lalu, anggota keluarga perempuan itu dan pemimpin organisasi HAM Argentina, Grandmothers of Plaza de Mayo, secara resmi mengumumkan bahwa perempuan itu dengan anggota keluarganya memiliki DNA yang cocok.
Namun, organisasi itu tak mau mengungkap identitas perempuan itu maupun keluarga yang membesarkannya.
Baca Juga
Advertisement
"Kami semua menunggunya dengan tangan terbuka," ujar bibi perempuan tersebut, Adriana Moyano, dalam konferensi pers di Buenos Aires, Argentina, seperti dikutip dari CNN, Sabtu (30/12/2017).
Bibi lain perempuan itu, Elsa Poblete, menambahkan bahwa mereka telah lama mencari keponakannya yang hilang. "Kami sangat mencintainya," ujar Elsa.
Perempuan tersebut merupakan anak ke-127 yang dipertemukan kembali dengan keluarganya sejak berakhirnya era kediktatoran Argentina, yang berlangsung dari tahun 1976 hingga 1983.
Tahun ini, Grandmothers of Plaza de Mayo telah mengidentifikasi enam orang dewasa yang merupakan anak dari orangtua yang hilang selama masa itu.
Diculik Saat Tengah Mengandung
Orangtua perempuan tersebut, Maria del Carmen Moyano dan Carlos Poblete, diculik sekitar April atau Mei 1977.
Baik Moyano maupun Poblete disebut terkait dengan kelompok revolusioner yang vokal melawan kediktatoran.
Moyano diyakini sedang hamil delapan atau sembilan bulan kala itu dan dibawa ke Kota Cordoba, sekitar 692 kilometer di barat Buenos Aires.
Ia kemudian dipindah ke pangkalan angkatan laut Argentian di Buenos Aires, di mana ribuan orang disiksa di sana selama masa kediktatoran. Menurut organisasi tersebut, ia melahirkan putrinya di sana.
Diduga, Moyano dan Poblete meninggal atau hilang.
Selama kediktatoran Argentina, sekitar 30.000 warga dilaporkan hilang. Sebagian besar dari mereka diyakini dibunuh oleh rezim otoriter.
Advertisement
350 Anak Terpisah dari Keluarganya
Menurut organisasi HAM, terdapat 350 anak lain yang terpisah dari keluarga selama Dirty War. Anak-anak tersebut belum diidentifikasi dan dipertemukan kembali dengan orang yang dicintai.
Grandmothers of Plaza de Mayo mulai melakukan protesnya sejak puluhan tahun lalu, yakni di depan Istana Kepresidenan Buenos Aires. Organisasi itu pun menerima pengakuan dunia selama empat dekade terakhir karena dapat mempertemukan kembali orang-orang dengan keluarga biologis mereka.
Pemimpin organisasi itu saat ini, Estela De Carlotto, mengaku mengerti bagaimana perasaan mereka yang pernah terpisah. Pada 2014, ia dipertemukan kembali dengan cucunya sendiri.
Cucunya merupakan anak dari anak perempuannya, Laura. Ia diculik oleh pihak berwenang pada 1978.