3 Pelajar Hilang di Teluk Asmara Malang

Mereka naik batang kayu dan terpental saat diterjang gelombang ombak

oleh Zainul Arifin diperbarui 31 Des 2017, 15:01 WIB
Ilustrasi cuaca ekstrem sebabkan gelombang tinggi di perairan.

Liputan6.com, Malang - Tiga orang pelajar yang sedang berwisata di Pantai Bangsong, Teluk Asmara, Kabupaten Malang, Jawa Timur, hilang terseret ombak. Mereka hilang saat naik batang kayu besar ketika mandi di pantai. 

Kepala Satuan Polairud Polres Malang, AKP Dwiko Gunawan mengatakan, pencarian ketiga wisatawan yang hilang terseret ombak itu dihentikan sementara pada pukul 18.00 lantaran kondisi yang tak memungkinkan.

"Dihentikan sementara. Karena sudah gelap membuat pandangan terbatas. Pagi nanti pencarian akan dilanjutkan," kata Dwiko di Malang, Sabtu (30/12/2017).

Ketiga korban yakni Diki W, Indra A, dan Sandi M adalah pelajar SMK Kelautan Turen, Kabupaten Malang. Peristiwa bermula saat ketiga korban bersama enam orang teman sekolahnya berkunjung di Pantai Bangsong Teluk Asmara, pesisir selatan Kabupaten Malang.

Rombongan pelajar itu tiba di pantai sekitar pukul 12.00. Setelah beristirahat, delapan pelajar mandi di pantai dan seorang lagi tak ikut mandi teman – temannya. Kedelapan wisatawan itu menaiki batang pohon sepanjang 7 meter dengan diameter 150 sentimeter.

Arus laut yang kuat membawa batang kayu hingga ke tengah. Malangnya, ombak laut menghantam batang kayu dan membuat delapan wisatawan itu terpental. Lima orang bisa menyelamatkan diri ke tebing dan tepi pantai. Sedangkan tiga lainnya hilang dan belum ditemukan.

"Sampai petang tadi kami sudah menyusuri lokasi sekitar dan mengamati tebing, tapi belum ada tanda-tanda korban," ujar Dwiko.

Rencananya, pencarian para wisatawan yang hilang terseret ombak itu akan dilanjutkan pagi harinya. Pencarian akan melibatkan potensi SAR masyarakat sekitar, Polairud, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan TNI Angkatan Laut.


Bahaya Pantai Malang Selatan

Pantai Sipelot di Kabupaten Malang, Jawa Timur, cantik sekaligus berbahaya. (Liputan6.com/Zainul Arifin)

AKP Dwiko Gunawan menambahkan, wisatawan yang mengunjungi pantai selatan Malang harus lebih berhati – hati. Tak mandi di pantai saat cuaca buruk yang berpotensi menimbulkan gelombang tinggi, mematuhi rambu-rambu yang dipasang pengelola tempat wisata.

"Patuhi segala aturan yang ditetapkan pengelola wisata. Laut selatan terkenal gelombangnya tinggi dan rawan, karena itu wisatawan wajib berhati-hati," kata Dwiko.

Keganasan gelombang tinggi di pantai selatan wilayah Kabupaten Malang sudah beberapa kali merenggut korban. November lalu, seorang wisatawan tewas terseret ombak saat bermain di Pantai Balekambang. Musibah wisatawan hanyut juga terjadi beberapa kali di muara Pantai Sipelot.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya