Polisi Tembak Pria hingga Tewas Gara-Gara Telepon Iseng

Gara-gara iseng melakukan telepon panggilan darurat ke kepolisian, seorang pria tewas ditembak oleh polisi di Wichita, Amerika Serikat.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 31 Des 2017, 12:00 WIB
Ilustrasi Penembakan (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Wichita - Sebuah telepon prank atau iseng ke polisi membuat seorang pria di Wichita, Kansas tewas ditembak petugas di rumahnya. Kejahilan itu juga berujung dengan penangkapan pria lain asal California yang turut diamankan terkait telepon maut tersebut.

Insiden ini adalah contoh dari prank di mana orang memberikan laporan bohongan tentang kejahatan mengerikan sehingga menarik sejumlah besar tim penegak hukum atau SWAT.

Di Wichita, seorang pria berusia 28 tahun ditembak hingga tewas pada hari Kamis setelah polisi menanggapi sebuah telepon tentang penembakan yang melibatkan sandera. Seorang yang mengaku anggota keluarga mengidentifikasi pria tersebut sebagai Andrew Thomas Finch. Demikian laporan televisi KAKE yang dikutip dari CNN pada Minggu (31/12/2017).

Dalam insiden telepon iseng di Wichita, penelepon tersebut mengatakan seseorang bertengkar dengan ibu mereka, ayahnya ditembak, dan ada seorang saudara laki-laki, saudara perempuan dan ibunya disandera, jelas Kepala Polisi Tennessee Troy Livingston.

"Kami mendapat informasi melalui telepon bahwa si ayah telah meninggal, ditembak di kepala, jadi itulah informasi yang kami dapatkan," kata Livingston.

"Petugas kami datang ke sini untuk bersiap menghadapi situasi sandera. Beberapa petugas bersiap di posisi masing-masing. Lalu, seorang laki-laki keluar dari pintu depan, dan salah satu petugas kami menembak."

Polisi menembak Finch setelah mereka mengatakan bahwa dia memindahkan tangannya ke pinggangnya, kata Livingston.

Dia segera dilarikan ke rumah sakit setempat di mana ia tewas. Livingston mengatakan Finch tidak bersenjata.

Tiga atau empat orang dari rumah dibawa untuk diwawancarai. Tidak ditemukan seorang pun tewas di rumah tersebut.

Livingston menyebut penembakan tersebut "tragis dan tidak masuk akal."

"Tindakan yang tidak bertanggung jawab dari lelucon sesorang yang membahayakan nyawa orang lain ," katanya pada hari Jumat.

"Insiden ini adalah mimpi buruk bagi semua orang yang terlibat, termasuk keluarga dan departemen kepolisian kami, karena tindakan lelucon, kami memiliki korban yang tidak bersalah. Jika panggilan polisi palsu tidak dilakukan, kami tidak akan berada di sana."

Pelaku Lain Terkait Insiden di Wichita Ikut Ditangkap

Semenetara itu, aparat mengatakan telah menangkap pria lain asal California yang turut diamankan terkait telepon maut di Wichita. 

Tersangka penelpon iseng adalah Tyler Barriss, 25 tahun, dari Los Angeles, menurut petugas Mike Lopez dari Kepolisian Los Angeles.

Lopez mengatakan, Barriss ditangkap di Los Angeles pada hari Jumat sore setelah Departemen Kepolisian Wichita mengeluarkan sebuah surat perintah buronan. Dia bisa diseret ke pengadilan secepatnya pada hari Selasa.

Simpulan aparat menyebut, Tyler Barriss diduga sebagai aktor yang melakukan prank panggilan darurat kepada kepolisian Wichita dan memberikan alamat Andrew Finch sebagai lokasi tujuan. Alasan Barriss melakukan prank tersebut dipicu oleh sebuah argumen dengan Finch terkait taruhan game online Call of Duty yang memperebutkan uang senilai US$ 1,5 dolar.

Ini bukan kali pertama Barriss melakukan aksi prank yang melibatkan penegak hukum. Ia pernah ditangkap pada tahun 2015 karena telah mengabarkan ancaman bom palsu kepada afiliasi CNN, KABC, ucap Sersan Polisi Glendale, Victor Jackson.

Kepala Polisi Tennessee Troy Livingston menyebut, seluruh tragedi penembakan itu bukanlah prankbiasa, melainkan Swatting Prank.


Swatting Prank di AS Mengkhawatirkan

Ilustrasi panggilan telepon tak dikenal. (Foto: Google Play)

Swatting Prank adalah laporan palsu ke 911 untuk mencari perhatian dan memanggil tim SWAT (tim khusus taktis kepolisian) ke lokasi.

Para pelaku biasanya menyamarkan nomor mereka atau menghubungi nomor lokal non-darurat untuk menghindari identifikasi.

Swatting di AS mulai menjamur pada awal tahun 2000-an. Dan FBI telah memperingatkan bahayanya ke publik pada 2008.

Selebritas umumnya jadi target telepon semacam ini. Pada 2013, bocah 12 tahun mengaku melakukan swatting calls ke rumah aktor Ashton Kutcher dan penyanyi Justin Bieber.

Namun, tak sedikit pula korban swatting datang dari kalangan non-selebritas.


Cara Pelaku Swatting di AS

Ilustrasi nomor telepon. (Doc: WikiHow)

Telepon prank berbahaya biasanya dilakukan dengan satu dari dua cara, dan keduanya sangat sederhana.

Salah satunya disebut spoofing pemanggil ID. Trik cepat dan gratis, menggunakan situs web dan aplikasi, membuat panggilan muncul ke operator 911 seolah-olah berasal dari dalam rumah seseorang.

Metode kedua sama sekali tidak menggunakan telepon tradisional sama sekali.

Pelaku Swatting Call menggunakan relay teletypewriter (TTY) - sistem telepon yang dibuat untuk orang-orang yang tuli untuk melakukan panggilan darurat ke 911.

Sistem TTY sangat menarik untuk para pelaku swatting karena Komisi Komunikasi Federal mewajibkan layanan relay TTY, dan penelepon, bersifat rahasia.

Bahkan jika operator relay yakin bahwa panggilan 911 mungkin tipuan, umumnya dilarang melakukan intervensi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya